Cek Fakta: Benarkah Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer Tewaskan 6 Orang?

Beredar di media sosial postingan terkait vaksin covid-19 buatan Pfizer yang menewaskan beberapa orang. Postingan ini dibagikan sejak awal pekan kemarin.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 15 Des 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 17:00 WIB
Cek Fakta Vaksin Pfizer
Cek Fakta Vaksin covid-19 buatan Pfizer.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait vaksin covid-19 buatan Pfizer yang menewaskan beberapa orang. Postingan ini dibagikan sejak awal pekan kemarin.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Jaka Perdana Alenta. Dia mempostingnya pada 12 Desember 2020.

Dalam postingannya terdapat tangkapan layar berita berjudul "Enam orang tewas selama uji coba vaksin virus corona Pfizer/BioNTech."

Ia juga menambahkan narasi: "Apa corona sdh berakhir??? Atau masih berkeliaran..Ini mati bukan karna korona tapi karna vaksin..."

Lalu benarkah vaksin covid-19 buatan Pfizer menyebabkan kematian?

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari website pemeriksa fakta asal Amerika Serikat, Politifact berjudul "Two vaccine trial participants died, but the FDA didn’t connect their deaths to the vaccine" yang tayang 11 Desember 2020.

Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari Food and Drug Adminstration (FDA) atau BPOM di Amerika Serikat bahwa kematian tidak ada hubungannya dengan vaksin covid-19 buatan Pfizer.

Dalam dokumennya FDA memang menyebut Pfizer melaporkan enam kematian selama uji klinis dari 29 April sampai 14 November 2020 dari 43.448 partisipan.

Dari enam orang tersebut, dua orang menerima vaksin, sementara empat lainnya menerima placebo. Dua orang yang menerima vaksin dan akhirnya meninggal dunia berusia di atas 55 tahun.

Dijelaskan pula satu orang meninggal dunia karena serangan jantung 62 hari setelah menerima vaksin dosis kedua dan meninggal dunia tiga hari kemudian. Sementara yang lainnya meninggal karena arteriosklerosis atau pengerasan arteri tiga hari setelah dosis vaksinasi pertama.

Dalam kesimpulannya FDA menjelaskan bahwa enam orang yang meninggal dunia termasuk yang menerima plasebo merupakan peristiwa biasa yang terjadi pada populasi umum dengan usia yang sama.

Dokumen tersebut juga menjelaskan hanya ada tiga efek samping serius yang berhubungan dengan vaksin yakni cedera bahu, detak jantung tidak teratur, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tetapi FDA menjelaskan vaksin Pfizer telah memenuhi syarat EUA tanpa masalah keamanan khusus.

Terkait dokumen FDA untuk vaksin Pfizer bisa dilihat pada link ini dan ini...

Liputan6.com juga pernah menulis terkait vaksin Pfizer dalam artikel berjudul "Amerika Serikat Setujui Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Pfizer" yang tayang 12 Desember 2020.

Selain itu ada juga artikel terkait yakni di sini dan sini...

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Postingan yang menyebut vaksin covid-19 buatan Pfizer menyebabkan kematian adalah tidak benar. Faktanya FDA tidak menemukan kaitan antara kematian enam orang saat uji klinis dengan pemberian vaksin.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya