Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi berbagi pesan, WhatsApp sering menjadi wadah penyebaran hoaks berupa pesan berantai. Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak pesan berantai di WhatsApp yang ternyata menyesatkan.
Berikut Cek Fakta Liputan6.com memaparkan beberapa hoaks pesan berantai yang tersebar di WhatsApp.
Baca Juga
1. Klaim Dokumen Ramuan Covid Kemenkes
Advertisement
Pada Kamis (28/1/2021), akun Facebook yang menggunakan nama Info Penyakit Dan Kesehatan mengunggah tiga foto surat edaran mencatut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Dia pun mengklaim kalau itu merupakan ramuan covid-19 dari Kemenkes.
Begini narasi yang diunggah akun itu soal ramuan covid-19 :
"Ramuan covid Kemenkes"
Dalam surat edaran Kemenkes yang diunggah akun Info Penyakit Dan Kesehatan tertulis: "Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit, dan Perawatan Kesehatan".
Surat itu juga memaparkan beberapa bahan-bahan yang bisa dijadikan ramuan covid-19 seperti jahe merah, jeruk nipis, kayu manis, gula merah, kunyit, lengkuas, hingga gula merah.
Klaim ini juga beredar di WhatsApp Grup dengan nama dokumen: "Ramuan covid Kemenkes". Dokumen yang tersebar di WhatsApp juga memiliki tiga halaman.
Baca soal klaim hoaks tersebut melalui tautan ini.
Â
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
2. Klaim Pesan Berantai Mengatasnamakan Satgas Covid-19
Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai mengatasnamakan Satgas Covid-19. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak pekan ini.
Dalam pesan berantai tersebut menyebutkan beberapa imbauan dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk pasien covid-19. Berikut isi pesan lengkapnya:
"Mengingat semakin banyaknya penularan COVID-19, kami berharap kita semua bisa melaksanakan prosedur kesehatan dengan baik: Memakai masker; Menjaga jarak, Mencuci tangan (3M).
Jika ada rekan-rekan atau anggota keluarga yang terkena COVID, maka segeralah menghubungi Satuan Tugas (SATGAS) COVID. Mereka nanti yang akan bergerak cepat mencarikan RS bagi Anda, karena mereka memiliki informasi terbaru mengenai tempat isolasi/RS yang kosong, dan semua pengobatan GRATIS karena ditanggung kemenkes RI.
Nomor SATGAS COVID Jakarta adalah 119 atau 081-112-112-119 atau 081-388-376-955. Untuk nomor SATGAS COVID di daerah silahkan mencari di google atau kontak Puskesmas terdekat di tempat masing-masing.
Jika Anda harus ke RS, harap perhatikan hal berikut ini:
- Jangan menggunakan asuransi pribadi, karena biaya RS untuk perawatan COVID sangat tinggi, sehingga kemungkinan besar pihak asuransi tidak bisa menanggung 100% biayanya.
- Memberitahukan secara jelas dan pasti kepada pihak RS bahwa biaya penanganan pengobatan agar dilakukan lewat jalur Dana Jaminan Covid/Dana Depkes yang GRATIS.
- Seluruh biaya pengobatan/perawatan COVID tidak ditanggung oleh BPJS melainkan ditanggung seluruhnya oleh pemerintah, sehingga setiap WNI berhak mendapat bantuan ini walaupun tidak mempunyai BPJS
Bagi pasien OTG atau positip bergejala ringan, bisa melapor ke Puskesmas terdekat dan umumnya pasien diminta untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah atau di tempat yang telah disediakan oleh pemerintah.
Pihak Puskesmas akan memberikan obat serta vitamin yang dibutuhkan dan memantau selama isoman. Setelah 14 hari pasien akan diminta untuk PCR kembali. Bila masih positip dan bergejala ringan, maka tetap diminta isoman dan diberikan lagi obat serta vitamin2. Bagi pasien positip dan bergejala sedang/berat maka Puskesmas akan merujuk pasien ke RS untuk dirawat inap.
Bagaimana jika Anda mengalami kesulitan untuk melakukan PCR karena harganya yang mahal? Pihak Puskesmas tidak akan langsung melakukan PCR test jika gejala pasien belum jelas. Secara mandiri, kita bisa melihat indikasi gejalanya seperti: batuk, sakit tenggorokan, mual, pegal-pegal, diare, dan hilang rasa/penciuman. Bila indikasi cukup kuat maka langsung isoman. Jika mengalami demam atau sesak nafas, segeralah menghubungi SATGAS COVID.
Salah satu gejala yang paling sering muncul: kehilangan penciuman, bahkan bau yg sangat tajam saja, tidak bisa bedakan. Bagi Anda yang mempunyai penyakit bawaan (diabetes, jantung, darah tinggi, dll.) harap melakukan prosedur kesehatan 3 M dengan sangat ketat.
Berikut ini 2 situs resmi:
https://covid19.go.id/
https://covid19.go.id/p/konten/kontak-layanan-kementerianlembaga-untuk-covid-19"
Â
Advertisement
3. Klaim Pesan Berantai Status dari WhatsApp Bisa Curi Data dan Akun Bank
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai terkait status dari WhatsApp yang diklaim bisa mencuri data pribadi, dan akun bank penggunanya serta dipantau oleh pemerintah. Informasi itu banyak dibagikan sejak Jumat (30/1/2021).
Ada dua pesan berantai yang tersebar terkait status WhatsApp tersebut. Berikut masing-masing isinya:
"Mohon perhatian jika ada status yang tampil distatus wa agar tidak membuka dan mengklik status tersebut Krn apabila diklik berarti menyetujui bahwa WhatsApp anda akan sama dengan system Facebook yang terpantau oleh pemerintah"
sementara pesan berantai kedua berisi sebagai berikut:
"Perhatian...TACTICS PENIPU BARU... Hati-hati jika mendapat pesan dari Whatsapp, sudah ada di TV3 News, jangan tekan link biru, jika anda tekan data rekening bank dan data pribadi akan di transfer"
Â
Â
4. Klaim Pesan Berantai Janjikan Saldo dari OVO
Beredar melalui aplikasi percakapan dan media sosial pesan berantai mencatut nama OVO. Dalam pesan berantai tersebut menjanjikan saldo OVO tertentu jika mengklik tautan yang disertakan.
Salah satu akun yang membagikannya adalah bernama Afliq Ahmad. Dia mengunggahnya di Facebook pada 19 Januari 2021.
Berikut isinya:
"Bagi yang menginginkan Saldo ovo gratis,cobalah menggunakan bot telegram ini. Mulailah berpenghasilan dari smartphone anda & jadikan waktu kalian berharga. Namun kalian wajib mempunyai aplikasi Telegram.1 Reff = Rp.10.000https://t.me/ovogratisid_bot?start=r00923698140"
Â
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.