Cek Fakta: Wanita Ini Alami Kejang Bukan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Klaim video remaja wanita mengalami kejang higga kesulitan bernapas akibat vaksin covid-19 merupakan informasi yang salah.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 10 Feb 2021, 09:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 17:00 WIB
Klaim wanita Terkena Efek Samping Vaksin Covid-19
Klaim wanita Terkena Efek Samping Vaksin Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna Naver Band, media sosial yang populer di Korea Selatan, membagikan sebuah video yang menampilkan wanita terbaring di tempat tidur. Disebutkan wanita itu terkena efek samping dari vaksin covid-19.

Salah satu pengguna Naver Band memberikan klaim dengan judul: 'Kondisi remaja setelah vaksinasi covid-19'.

Dia juga mengerikan keterangan sebagai berikut:

"Dia mengalami kejang dan sesak napas parah. Dia tidak sadar dan kejang setiap 20 detik."

Akun Naves Band dengan nama 두 말 보기 mengunggah klaim itu pada 31 Januari 2021.

Lalu, benarkah remaja wanita itu mengalami kejang higga kesulitan bernapas akibat vaksin covid-19? Simak penelusurannya di halaman berikut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

Hasil penelusuran Yandex
Hasil penelusuran Yandex

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan pencarian gambar terbalik, Yandex. Hasil penelusuran mengarahkan ke saluran YouTube Privivka KZ, sebagai pengunggah pertama di internet.

Dia mengunggah video itu pada 20 Maret 2015 dengan judul menggunakan Bahasa Rusia, yakni: "Последствия прививок в Жанаозене 6". Video itu berdurasi 1 menit dan 46 detik.

Dijelaskan dalam video tersebut, wanita itu mengalami efek samping dari vaksinasi. Namun, tidak dijelaskan vaksin apa yang diberikan.

Kemudian, hasil penelusuran Yandex juga mengarahkan ke situs Radio Free Europe. Situs itu membuat artikel pada 20 Maret 2015 yang membahas video remaja wanita yang disebut berada di kota Zhanaozen, Kazakhstan.

Isi artikel yang ada di Radio Free Europe menyebut remaja itu divaksin campak selama program imunisasi di Kazakhstan pada 16 hingga 19 Februari 2015.

Namun, para ahli dari Almaty dan Astana mendiagnosis para remaja yang mengalami kejang bukan karena vaksin campak. Para ahli menyebut mereka sudah terkena penyakit sebelum disuntik vaksin campak.

Salah satu remaja yang mengalami hal serupa di Kazakhstan adalah Gaukhar Karmysova, seorang mahasiswa Zhanaozen Medical College. Menurut penjelasan sang ibu, Zhanar Izbasarova, Gaukhar Karmysova mempunyai penyakit saraf yang diderita sejak masih anak-anak.

Gaukhar Karmysova sempat jatuh pingsan setelah enam hari mendapat suntik vaksin campak. "Profesor yang memeriksa anak saya mengatakan bahwa dia diduga menderita penyakit mental sejak masa kanak-kanak," kata Zhanar.

Departemen Kesehatan di Kazakhstan kala itu melaporkan ada 15 remaja yang dirawat di rumah sakit setelah vaksinasi. "Kami tidak menghubungkan ini dengan vaksinasi," kata kepala Departemen Kesehatan, Ruslan Bektibaev kala itu.

Namun, video remaja mengalami kejang akibat vaksinasi campak sudah beredar di situs YouTube. Hal ini mendapat kecaman dari psikolog dari Pusat Rehabilitasi Anak Almatu, Aizhan Omirbaeva. Dia menyebut rekaman video itu dapat berdampak negatif pada remaja, oleh karena itu dia menentang pembuatan video tersebut.

Efek Samping Vaksin Covid-19

Sementara itu, efek samping vaksin covid-9, dijelaskan Badan POM dalam berkas dengan judul: "INFORMASI PRODUK UNTUK PESERTA VAKSINASI MENGGUNAKAN VAKSIN CORONAVAC UNTUK PENCEGAHAN COVID-19 PADA DEWASA USIA 18 – 59 TAHUN".

Begini penjelasan efek samping vaksin di berkas itu:

"Efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin CoronaVac dapat berupa reaksi lokal dan reaksi sistemik. Berdasarkan hasil uji klinik vaksin CoronaVac pada lebih dari 10.000 subjek manusia yang dilakukan di Indonesia, China, Brazil dan Turki, efek samping vaksin CoronaVac sifatnya ringan hingga sedang. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan terkait dengan pemberian vaksin CoronaVac.

Reaksi Lokal yang dilaporkan selama studi klinik pada manusia adalah nyeri di tempatinjeksi, pembengkakan, eritema, gatal, indurasi, kemerahan, menurunnya sensasi, dan warna kulit yang lebih pudar (discolouration). Reaksi sistemik yang umum dilaporkan berdasarkan hasil uji klinik adalah nyeri otot, demam, rasa Lelah (fatigue), mual, muntah, dan sakit kepala."

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Klaim video remaja wanita mengalami kejang higga kesulitan bernapas akibat vaksin covid-19 merupakan informasi yang salah. Video itu beredar pertama kali di YouTube, jauh sebelum adanya kasus covid-19.

Faktanya, remaja wanita yang kejang itu divaksin campak di Kazakhstan. Program vaksinasi campak di Kazakhstan terjadi pada 16 hingga 19 Februari 2015.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya