Simak Ragam Hoaks soal Efek Samping Vaksin Covid-19: Kejang hingga Lemahkan Otak

Sejak program vaksinasi berjalan, ada banyak hoaks soal efek samping yang diklaim berasal dari vaksin covid-19.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 10 Feb 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi Hoax
Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta - Hampir sebulan pemerintah Indonesia melakukan program vaksinasi untuk melawan covid-19 menggunakan vaksin buatan China, Sinovac. Sejak saat itu, ada banyak hoaks soal efek samping yang diklaim berasal dari vaksin covid-19.

Berikut Cek Fakta Liputan6.com merangkum hoaks seputar efek samping dari vaksin covid-19 yang beredar di media sosial.

1. Klaim Wanita Ini Kejang karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Klaim wanita Terkena Efek Samping Vaksin Covid-19.

Pengguna Naver Band, media sosial yang populer di Korea Selatan, membagikan sebuah video yang menampilkan wanita terbaring di tempat tidur. Disebutkan wanita itu terkena efek samping dari vaksin covid-19.

Salah satu pengguna Naver Band memberikan klaim dengan judul: 'Kondisi remaja setelah vaksinasi covid-19'.

Dia juga mengerikan keterangan sebagai berikut:

"Dia mengalami kejang dan sesak napas parah. Dia tidak sadar dan kejang setiap 20 detik."

Akun Naves Band dengan nama 두 말 보기 mengunggah klaim itu pada 31 Januari 2021.

Lalu, benarkah remaja wanita itu mengalami kejang higga kesulitan bernapas akibat vaksin covid-19? Baca klaim hoaks tersebut di sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2. Klaim Vaksin Bisa Merusak Otak

Klaim vaksin melemahkan otak
Klaim vaksin melemahkan otak. (Facebook)

Program vaksinasi melawan covid-19 sudah dijalankan pemerintah sejak 13 Januari lalu. Sejak saat itu, banyak klaim soal vaksin yang beredar di ruang digital.

Salah satunya di akun Facebook milik Lois Lois. Dia mengklaim kalau vaksin bisa membuat otak menjadi lemahhingga kehilangan akal sehat.

Begini narasinya:

"Vaksin

Penyebab otak jadi lemot dan dungu alias Bego

Dan kehilangan akal sehat!!"

Dia mengunggah klaim itu pada 28 Januari 2021. Hingga saat ini, klaim tersebut mendapat 420 respons, 150 komentar dan 47 kali dibagikan.

Lalu, benarkah vaksin bisa melemahkan otak seperti diklaim netizen? Baca selengkapnya di sini.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya