Simak 6 Hoaks Seputar Covid-19 yang Beredar dalam Sepekan

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Jun 2021, 07:05 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta Covid-19
Ilustrasi Cek Fakta Covid-19

Liputan6.com, Jakarta- Penularan Covid-19 masih saja terjadi meski sebagian masyarakat telah divaksin, penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut diiringi dengan hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian informasi tersebut terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Video Motor Berknalpot Corong untuk Membasmi Covid-19

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video motor berknalpot corong untuk membasmi Covid-19.

Klaim tersebut diunggah akun Facebook Dunia Davinci, pada 27 Mei 2021. Unggahan klaim video membasmi Covid-19 dengan motor berknalpot corong ini berupa video sejumlah orang sedang mengangkat satu motor dengan knalpot berdiameter lebih besar dari yang dikeluarkan pabrikan, satu motor berikutnya terlihat tidak diangkat. Kedua mesin motor tersebut sedang dihidupkan dengan RPM gas tinggi dan menimbulkan suara bising.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Duet Maut Vixion Kenalpot Corong Pembasmi Corona, Cosid Minggat Seketika 😁😁😁"

Benarkah klaim video motor berknalpot corong untuk membasmi Covid-19? Simak penelurusan Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video motor berknalpot corong untuk membasmi Covid-19 tidak benar.

Puluhan remaja dakam video tersebut tengah melakukan suatu ritual sebelum balapan. Ritual tersebut diyakini sebagai tolak bala agar ketika balapan sepeda motor selamat.

2. WHO Tetapkan Indonesia Sebagai Negara High Risk Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait WHO yang menyebut Indonesia sebagai negara A1 high risk covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan pada akhir pekan ini.

Dalam pesan berantai itu disebutkan Indonesia masuk kategori yang sama dengan India, Pakistan, Brasil, hingga Filipina.

Selain itu pesan berantai tersebut juga menautkan sebuah link dari dokumen WHO. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"BERITA TERBARU!

Secara resmi, hari ini WHO telah mendeklarasikan Indonesia sebagai negara A1 High Risk. sekarang termasuk dalam kategori yang sama dengan India, Pakistan, Brasil, Filipina, dan sejumlah negara Afrika.

Artinya, negara lain berhak menolak dan melarang siapa pun yang berasal dari Indonesia (dan negara-negara lain yang terdaftar di A1) memasuki wilayahnya.

Jumlah infeksi varian Covid meningkat drastis dalam sebulan terakhir, terutama di daerah perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Sangat disarankan bagi semua orang untuk tetap terkurung dan menahan diri dari berkumpul dengan publik untuk menghindari penyebaran virus lebih lanjut.

Indonesian situation report yg dikeluarkan terakhir WHO tgl 23 juni

https://cdn.who.int/media/docs/default- source/searo/indonesia/covid19/external-situation-report-60_23-june- 2021.pdf?sfvrsn=15d6c3ad_5"

Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim WHO mengkategorikan Indonesia sebagai negara high risk covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang mengklaim WHO mengkategorikan Indonesia sebagai negara high risk covid-19 adalah tidak benar.

 

3. Masker Bisa Merusak Imun Tubuh dan Tidak Aman Bagi Pencegahan Covid-19

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan video yang mengklaim masker dapat merusak imun tubuh dan tidak aman bagi pencegahan covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama @machbeach. Dia mempostingnya di Twitter pada 24 Juni 2021.

Dalam video tersebut terdapat rekaman video dari Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. Dharma Pongrekun.

Selain itu terdapat juga logo BSSN di video berdurasi satu menit tersebut. Dalam video disebutkan bahwa masker bisa membuat sel stres dan menjadikan masker tidak berguna.

Akun tersebut juga menambahkan narasi: "Masker merusak imun tubuh"

Lalu benarkah video yang mengklaim penggunaan masker bisa merusak imun tubuh dan tidak aman bagi pencegahan covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video yang mengklaim penggunaan masker bisa merusak imun tubuh dan tidak aman bagi pencegahan covid-19 adalah tidak benar.

Pada dasarnya penggunaan masker tidak akan mengurangi kadar oksigen yang kita hirup dan tubuh akan tetap membuang CO2 melalui masker.   

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Berikut

Berikutnya

4. Video Apel Persiapan Lockdown Jakarta

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video apel persiapan lockdown Jakarta. Klaim tersebut diunggah akun Facenook MillennialsSecond, pada 20 Juni 2021.

Unggahan klaim video apel persiapan lockdown Jakarta tersebut berupa video yang direkam dari dalam mobil ke arah sejumlah orang yang sedang berbaris dengan latarbelakang Monumen Nasional (Monas).

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Apel Persiapan LockDown Jakarta."

Dalam video berdurasi 1 menit 22 detik tersebut terdapat narasi suara sebagai berikut:

"Apel persiapan lockdown DKI"

Kemudian pada saat detik ke 25 ada seorang yang berbicara menggunakan pengeras suara dengan narasi sebagai berikut:

"Dirumah saja potensi penularannya terlalu tinggi apalagi varian baru muncul di jakarta, yang kedua petugas-petugas akan membubarkan kerumunan-kerumunan karena itu jangan berkumpul lebih dari lima orang petugas akan datang dan meminta membubarkan diri.

Saya meminta kepada seluruh masyarakat saling mengingatkan, jangan banyak kerumunan jangan banyak kegiatan yang saling berdempetan karena ini potensi pada penularan, karena itu petugas akan membubarkan dan pesan utama adalah segera kembali kerumah kalau urusan sudah selesai jangan mengambil kegiatan ekstra yang tidak pokok, tidak funda mental, tidak urgent karena itu semua itu berisiko"

Benarkah klaim video apel persiapan lockdown Jakarta? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim video apel persiapan lockdown Jakarta tidak benar.

Video tersebut memang menampilkan kegiatan apel, namun untuk pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro (PPKM) di wilayah DKI Jakarta.

 

5. Jenazah Covid-19 Jakarta Diangkut Truk Tak Lagi Pakai Ambulans

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati jenazah Covid-19  Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans , klaim tersebut beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Klaim jenzah Covid-19 Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans berupa foto truk berwarna hijau pada bagian depannya terdapat tulisan "MOBIL ANGKUTAN JENAZAH".

Pada foto lainnya terdapat sejumlah orang menggunakan pakaian alat pelindung diri hazmat berwarna putih yang berada dibagian belakang truk bertuliskan "TRUK ANGKUTAN COVID-19".

Kemudian diberi keterangan sebagai berikut:

"Hati -hati......

Kota JAKARTA mengganas .....

Sekarang angkut mayat tidak lagi pakai Ambulance , biar cepet pakai TRUCK muat 12 peti sekaligus...."

Benarkah klaim jenzah Covid-19 Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, jenzah Covid-19 Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans tidak benar.

Foto yang dijadikan bahan klaim hanya simulasi, bukan kondisi yang sebenarnya.

 

6.  Media Televisi Hanya Beritakan Kenaikan Covid-19 di Jakarta

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja, informasi tersebut diunggah akun Facebook LB Wahyu Yudi, pada 20 Juni 2021. 

Klaim media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja yang diunggah berupa tulisan sebagai berikut:

"Apa yang covid itu hanya dki

jakarta tok lur kok yang di

liput media TV cuma dki

padahal jateng mbludak"

Benarkah media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja tidak benar.

Pemberitaan media televisi terkait kenaikan penularan Covid-19 juga pada sejumlah daerah, di antaranya Yogyakarta dan Bangkalan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya