Penyebar Disinformasi Robocall di AS Terancam Sanksi Denda Rp 21,3 Miliar

Robocall merupakan bentuk sumber disinformasi yang terkenal menjelang pemilihan presiden.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2021, 08:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta
ilustrasi Cek Fakta (Liputan6.com/Trie yas)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat (AS) telah mengusulkan denda sebesar 5,2 juta dollar AS atau setara dengan Rp 21,3 miliar kepada pihak-pihak yang menyebarkan teori konspirasi.

Tersebarnya teori konspirasi tersebut berawal dari panggilan ponsel Robocall sebanyak 1.141 panggilan yang dilakukan oleh Jacob Wohl dan Jack Burkman. Robocall merupakan bentuk sumber disinformasi yang terkenal menjelang pemilihan presiden, bersamaan dengan pesan teks dan email.

“Investigasi Biro Penegakan FCC menemukan bahwa panggilan dalam kasus ini tampaknya direkam sebelumnya dan dilakukan ke telepon wireless kepada konsumen tanpa persetujuan dari pemerintah,” dalam rilis berita FCC, dikutip Detroit Free Press, Rabu (25/8/2021).

Tahun lalu, Wohl dan Burkman juga sempat menipu The Washington Post dengan melakukan serangan FBI palsu.

Keduanya memang terkenal sebagai tangan kanan provokator disinformasi politik dalam upaya membantu mantan Presiden Donald Trump untuk tujuan politiknya. Panggilan tersebut berisikan kabar konspirasi politik palsu menjelang pemilu AS pada September 2020.

Ini akan menjadi denda terbesar yang pernah dikeluarkan oleh FCC berdasarkan UU Perlindungan Konsumen Telepon. Hingga kini, keduanya masih menjalani persidangan dan masih bisa melawan tuduhan agensi sebelum sanksi pemberian denda ini diberikan. (MG/ Azarine Jovita Halim)

Sumber:

https://www.washingtonpost.com/technology/2021/08/24/fcc-robocall-fine/ https://www.freep.com/story/news/politics/2021/08/24/fcc-proposes-5-million-fine-against-detroit-robocall-purveyors/5578886001/

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya