Simak Hoaks Terkini Seputar Covid-19 yang Beredar Lewat WhatsApp

Hoaks terkini yang beredar lewat WhatsApp

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Sep 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta- Informasi Covid-19 beredar luas di tengah masyarakat, salah satunya lewat aplikasi percakapan WhatsApp. Namun, sebelum mempercayainya sebaiknya pastikan dulu kebenaranya, agar tidak menjadi korban hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi hoaks yang beredar lewat WhatsApp, hasilnya sebagian informasi terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoak seputar Covid-19 yang beredar lewat WhatsApp:

1. Ramuan Herbal untuk Obat Covid-19

Informasi tentang ramuan herbal untuk kesehatan paru-paru dan otak beredar di aplikasi pesan WhatsApp. Informasi ini juga mengklaim bahwa resep herbal tersebut bisa dikonsumsi untuk yang sedang mengalami Covid-19.

Berikut adalah narasi yang tersebar:

Resep herbal untuk kesehatan paru2 dan otak

- 1 biji jeruk purut sedang

- 2 nbiji jeruk nipis sedang

- Garam 1 sdt

- Madu 100 ml

- Classic enzyme 1 tutup botol

- Air minum 10 literatau cukup campurkan 1 liter air, tapi sewaktu mau diminum diencerkan lagi 1:10 dengan air minum.

Campurkan semua bahan termasuk kulit jeruk nya ( jeruknya di potong dan peras airnya) masukin jadi satu dan diamkan 10 menit kemudian baru diminum, kalo gak habis bisa simpan di kulkas utk minum besok nya lagi.

Awalnya sy gak ngeh kenapa asisten Dr Rosukon membagikan resep ke sy saat isoman ini utk menjaga melindungi kesehatan paru2 dan otak dan apa kaitan nya dengan otak? Selama ini sy Taunya kena covid-19 itu hanya masalah di pernafasan. Nah setelah sy renungkan dan banyak teman2 yg sesudah selesai isoman mengatakan agak pelupa atau pikun, sy baru mulai paham.

Dan setelah sy ikuti YouTube tentang penjelasan para dokter yg mengatakan bahwa virus Corona tidak hanya menyerah pernafasan dan saraf penciuman kita, tapi juga menginfeksi sistem saraf dan otak. Dari sini sy baru paham Mari jaga kesehatan paru2 dan otak kita dimasa pandemic ini.

-Jokoryanto EEN.

Lalu benarkah ramuan herbal tersebut bisa menyembuhkan pasien dari virus corona Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

2. Informasi Pendaftaran Penerima Vaksin Nusantara

Cek Fakta Liputan6.com menemukan informasi terkait pendaftaran penerima vaksin Nusantara. Informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan Whatsapp.

Informasi tersebut menyebutkan terkait pendaftaran penerima vaksin Nusantara, masyarakat sudah dapat mendaftar untuk menerima vaksin Nusantara dengan cara menuliskan data diri dan mengirimkannya ke nomor Whatsapp yang tertera.

Berikut narasi lengkap dari pesan tersebut:

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Yg minat gunakan Vaksin NUSANTARA silakan daftar ke prof Nidom,CA melalui nomor WA nya di : +62 811 372 683 dg mengirimkan data diri sbb :

Nama lengkap : .....

Umur : ....

Jenis kelamin: ....

Kota/provini domisili : ...

Tlp : ......

Utk pemetaan nantinya layanan di kota/Provinsi masing2

Tidak dipungut biaya alias GRATIS.....👍

Semoga Desember 2021 sdh bisa dilaksanakan secara masal di seluruh Puskesmas Indonesia, aamiin. KABAR BAIK !* Vaksin Nusantara Dengan Teknologi Dendritik Diklaim Ampuh 100% Hancurkan Semua Jenis Virus Corona (alpha, beta, delta, delta plus, lambda & jenis virus lainnya) :

• Efikasi: 100%• Efektivitas: 100%• Co-morbit: Aman• Wanita Hamil: Aman• Anak-Anak: Aman• Status kehalalan: Halal• Dosis Penyuntikan: 1x• Perlu Booster: Tidak• Menyuntikan mRNA: Tidak• Menyuntikan virus yg dilemahkan (vaksinasi): Tidak• Ada Zat Asing Yang Disuntikkan: Tidak (murni sel darah dari penerima suntikan)• Imunoterapi: Ya• Teknologi Digunakan: Dendritik Sel (Pertama di dunia teknologi Dendritic cell vaccine untuk Covid-19)• KIPI: 0%• Selesai Uji Tahap 3: Oktober 2021

Vaksin Nusantara Sudah Bisa Didapatkan Secara Pribadi/Menerima Permintaan Layanan Secara Individu*.

"Ini insya Allah AMAN, no KIPI no side effect jangka pendek maupun jangka panjang. Karena Nusantara sebenarnya bukan vaksin konvensional (memasukkan virus lemah atau benda asing buatan ke dalam tubuh manusia). Dia masuk kategori imunoterapi bukan vaksin, karena menyuntikan sel darah asli orang yg disuntik itu sendiri. Setelah sebelumnya sel darah tsb 'di-challenge/diadu' lawan campuran macam virus diluar tubuh. Darah yg disetting untuk menang tanding tadi dibersihkan lalu disuntikkan kembali ke dalam tubuh. Inilah yg disebut teknologi Dendritik Cell"

-Prof Nidhom---------------Silahkan bantu share seluas-luasnya.Selamatkan generasi bangsa dari vaksin buatan asing yg meragukan & berbahaya. ✊ 🇲🇨 🇲🇨"

Benarkah informasi pendaftaran penerima vaksin Nusantara? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

3. Harta Pejabat Naik Selama Pandemi Akibat Jualan Vaksin Covid-19 dan Bonus Corona

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait kekayaan pejabat yang naik akibat jualan vaksin covid-19 dan bonus jualan corona. Postingan ini ramai dibagikan sejak awal pekan kemarin.

Salah satu akun mengunggah postingan ini di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 12 September 2021.

Dalam postingannya terdapat potongan cuplikan siaran berita berjudul "Kekayaan Pejabat Melejit Saat Pandemi". Postingan itu juga disertai narasi, "harta pejabat meningkat drastis di era PANDEMI, bonus jualan corona dan julan vaksin".

Akun tersebut juga menambahkan narasi, "Pedagang & pengusaha banyak yg Bangkrut....malah malah pejabat uang nya mangking Banyak"

Lalu benarkah postingan yang menyebut kekayaan pejabat naik selama pandemi akibat jualan vaksin covid-19 dan bonus jualan corona? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya