Pesan Berantai Hoaks Sepekan: DANA Anak Perusahaan Alibaba Asal China hingga Bill Gates Serukan Penarikan Vaksin Covid-19

Beberapa kabar hoaks melalui pesan berantai masih bermunculan. Berikut rangkumannya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 29 Sep 2021, 08:14 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 08:00 WIB
banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk pesan berantai.

Salah satunya informasi tentang Dana sebagai anak perusahaan Alibaba asal China dan mengancam kedaulatan keuangan RI. Pesan berantai itu tersebar sejak beberapa waktu lalu.

Dalam pesan berantai yang beredar disebutkan Alibaba tidak menggunakan nama Alipay melainkan Dana agar tidak dicurigai rakyat. Berikut narasi selengkapnya pesan berantai itu:

"Hari ini Alipay anak perusahaan Alibaba China disahkan menjadi alat bayar non tunai di Indonesia. Mereka tidak menggunakan nama "alipay" disini tapi menggunakan nama "DANA" supaya tidak dicurigai rakyat. Serta menggandeng Emtek Group. Dengan disahkan Alipay maka buyarkan kedaulatan keuangan di Republik Indonesia karena Alipay adalah eMoney asing pertama yang disetujui pemerintah. Sebelumnya ada eMoney (bank mandiri) ) Flazz (bank BCa) tapcash (bank BNI) tapcash Tkomsel paytrends (ustad yusuf mansyur). Semua milik dalam negeri.

Karena pemerintah sudah sedemikian open maka kita tak bisa berharap pada regulasi. Kita yang harus memilih menggunakan cashless money yang mana. Utamaknlah yg dikeluarkan bank BUMN dan yg syariah.

Mari kita bayangkan bahwa jika menggunaka cashless money DANA (qq Alipay) maka kita harus mendepositkan nilai tertentu (misalnya 100 ribu) ke bank mereka dan uang itu akan mengendap disana sebelum dipakai oleh kita.

Nantinya DANA (qq Alipay) pasti akan bekerjasama dengan toko2 tertentu dimana kalau belanja di toko tsb dengan kartu DANA maka akan ada diskon khusus 40% misalnya. Jadi tujuan jangka panjangnya bisa bersifat strategis karena masyrakat diarahkan hanya belanja menggunakan kartu DANA ke toko2 yang berafiliasi dengan mereka. Akhirnya arus uang dan arus retail.bisa dikendalikan oleh merekA.

Karena itu kedepan sangat penting kita memilih kartu non tunai (cashless) yang tepat dan bukan memperkaya bangsa lain.

Bagaimana Ummat Islam mensikapi dengan bijak dan smart atas kehadiran DANA ?

Bismillah, sederhana saja, mari kita menolak DANA dimulai dari lingkungan terkecil di rumah keluarga kita masing-masing.

Viralkan, sebarluaskan kepada saudara2 kita sesama muslim."

Namun setelah ditelusuri, pesan berantai yang mengklaim Dana merupakan anak perusahaan Alibaba asal China yang mengancam kedaulatan keuangan RI adalah tidak benar.

Selain informasi tentang Dana sebagai anak perusahaan Alibaba asal China dan mengancam kedaulatan keuangan RI, terdapat pesan berantai hoaks lainnya yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bill Gates Serukan Penarikan Vaksin Covid-19

Cek Fakta Bill Gates menyerukan penarikan vaksin covid-19 karena berbahaya.
Cek Fakta Bill Gates menyerukan penarikan vaksin covid-19 karena berbahaya.

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan posting-an terkait Bill Gates yang menyerukan penarikan seluruh vaksin covid-19 karena berbahaya. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu yang mengunggahnya terdapat di Facebook. Selain itu beredar juga di Whatsapp dengan narasi sebagai berikut:

"SATIRE – Bill Gates menyerukan penarikan semua Vaksin Covid-19; “Vaksin jauh lebih berbahaya daripada yang dibayangkan siapa pun”

OLEH EKSPOSE HARIAN PADA 29 AGUSTUS 2021 •

https://dailyexpose.co.uk/2021/08/29/bill-gates-calls-for-the-withdrawal-of-all-covid-19-vaccines/

Dalam pengumuman yang mengejutkan, Bill Gates, miliarder pendiri Microsoft dan kekuatan utama di balik vaksin COVID-19, menyerukan agar semua vaksin berbasis genetik COVID-19 segera dikeluarkan dari pasar.

Dalam pidato televisi 19 menit yang sering menyedihkan, Gates berkata: “Kami membuat kesalahan besar. Kami ingin melindungi orang dari virus berbahaya. Tapi ternyata virusnya jauh lebih berbahaya dari yang kita duga. Dan vaksinnya jauh lebih berbahaya daripada yang dibayangkan siapa pun.” Oleh W. Gelles

“Vaksin ini—Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, AstraZeneca—mereka membunuh orang di kiri dan kanan—dan mereka melukai beberapa orang dengan sangat parah,” lanjut Gates, sesekali melambaikan tangannya ke udara untuk efek dramatis.

“Data pemerintah sendiri menunjukkan kepada kita inilah yang terjadi. Sistem pelaporan CDC menunjukkan, apa?… sekitar 13.000 kematian sejauh ini di AS dan lebih dari setengah juta efek samping. Yah, kita semua tahu sistem pelaporan itu palsu. “Kami tahu bahwa VAERS [Centers for Disease Control and Prevention's Vaccine Adverse Event Reporting System] hanya menangkap sekitar satu persen dari apa yang terjadi. Jadi kita berbicara tentang lebih dari satu juta kematian akibat vaksin Covid ini, dan lebih dari 60 juta orang dengan efek samping yang buruk.”

“Ini bukan yang kami inginkan. Ini tidak dapat diterima,” tegas Gates.

Saham Wall Street dari semua perusahaan vaksin Covid utama anjlok 20% hingga 30% ketika Gates mengumumkan bahwa ia bergabung dengan Petisi Warga mendesak yang diajukan oleh organisasi Pertahanan Kesehatan Anak Robert F. Kennedy Jr. yang menyerukan kepada US Food and Drug Administration untuk segera menarik semua vaksin COVID dari pasaran.

Gates melanjutkan: “Terlalu banyak orang yang menggunakan vaksin ini mati… satu hari, dua hari, lima hari setelah mendapatkan suntikan. Orang lain menderita kelumpuhan, kebutaan, kejang-kejang, serangan jantung, keruntuhan sistem kekebalan, pembekuan darah, radang otak, kerusakan paru-paru atau ginjal, keguguran, penyakit autoimun, kegagalan sistem banyak organ, kelelahan permanen yang mendalam, dan banyak masalah mengerikan lainnya. “Tentu saja, Juru Bicara Media kami—maksud saya media berita arus utama, menganggap semua tragedi ini sebagai ‘kebetulan saja.'”

“Alasan mereka mengatakan itu,” Gates menjelaskan, “adalah karena apa yang saya lakukan di Event 201, Simulasi Pandemi Coronavirus yang diadakan di New York pada Oktober 2019 hanya beberapa minggu sebelum kami mengumumkan pandemi yang sebenarnya. Saya meminta semua surat kabar utama, saluran TV, dan stasiun radio untuk setuju dengan Narasi Resmi—'vaksin aman dan efektif'—dan menyensor siapa pun yang mempertanyakan baris BS ini.

“Jadi publik tidak pernah mendengar bukti dari ratusan dokter dan peneliti medis terkemuka yang memperingatkan bahwa vaksin itu berbahaya dan seringkali mematikan.” “Itu adalah kesalahan besar di pihak saya,” Gates mempertahankan, tampak lelah dan terkadang berlinang air mata. “Seharusnya kita tidak pernah melakukan itu. Orang-orang memiliki hak untuk mendapat informasi yang baik, untuk mendapatkan semua fakta sehingga mereka dapat membuat keputusan yang rasional.”

Mengubah topik seolah-olah untuk mendapatkan simpati, Mr. Gates menceritakan: “Saya telah melalui masa-masa sulit dan melakukan banyak pencarian jiwa sejak Melinda mencampakkan saya. Perceraian ini telah menyebabkan saya memperhatikan diri saya sendiri dengan baik. Saya tidak ingin dikenang sebagai monster yang membunuh jutaan orang melalui vaksin mematikan. Aku bukan monster. Saya bukan pembunuh massal. Saya tidak ingin dikenang sebagai pembunuh massal oleh keluarga, teman, dan perusahaan saya.

“Beberapa orang menyebut saya sosiopat atau bahkan psikopat karena skema visioner saya untuk membantu umat manusia—seperti mengurangi pemanasan global dengan menyemprotkan debu ke atmosfer bagian atas, atau melepaskan jutaan nyamuk yang dimodifikasi secara genetik untuk memerangi demam berdarah dan virus Zika.”

Setelah ditelusuri, postingan yang menyebut Bill Gates menyerukan penghentian vaksin covid-19 karena berbahaya adalah hoaks.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya