Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim TNI memaksa warga untuk divaksin covid-19. Postingan itu ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 6 Februari 2022.
Baca Juga
Dalam postingannya terdapat video seorang warga sedang diamankan tentara dan polisi sambil disuntikkan sesuatu. Dalam video itu disertai narasi:
Advertisement
"Seorang warga divaksin secara paksa oleh petugas. Dia dipegangi seorang anggota TNI dan Polri"
Selain itu akun tersebut menambahkan narasi:
"Bukan anti vaksin tapi anti paksaan"
Lalu benarkah postingan video yang mengklaim TNI memaksa warga untuk divaksin covid-19?
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Video Viral Polisi-TNI Bekap Warga yang Akan Divaksin di Depok Hoax, Begini Cerita Sebenarnya" yang tayang di Liputan6.com pada 7 Februari 2022.
Berikut isi artikelnya:
"Liputan6.com, Jakarta - Beredar sebuah video memperlihatkan anggota Polisi dan TNI mengamankan warga sambil tengkurap di jalan. Terlihat, warga tersebut disuktik sambil terdengar suara bahwa orang tersebut akan di vaksin.
"Istigfar, ini mah divaksin, divaksin," ucap seseorang pada video tersebut, Minggu (6/2/2022).
Setelah ditelusuri kebenaran video tersebut, diketahui lokasi kejadian berada di Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.
Bintara Tinggi Tata Urusan Dalam Koramil 05 Sawangan, Pelda Dedy mengatakan, video yang beredar memperlihatkan anggota TNI dan Polisi membekap warga untuk divaksin tidak benar. Menurutnya, anggotanya saat itu diminta warga membantu menenangkan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang mengamuk sambil membawa senjata tajam.
"Tidak benar video itu, anggota kami membantu warga menenangkan ODGJ yang meresahkan karena membawa senjata tajam," ujar Dedi saat dihubungi Liputan6.com, Minggu, (6/2/2022).
Dedy menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada Jumat, (4/2/2022), warga menghubungi Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan Duren Mekar, untuk mengamankan Mulyadi yang sedang mengamuk. Diketahui Mulyadi mengalami Depresi sejak mendapatkan pemutusan hubungan kerja dari perusahaan tempatnya bekerja.
"Jadi karena depresi setelah diberhentikan kerja pada saat Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu," jelas Dedi.
Dedy mengungkapkan, pada saat akan dibantu untuk menenangkan, Mulyadi sedang membawa senjata tajam dan mengancam warga tanpa alasan yang jelas. Bahkan istri dan ketua RW di lokasi tempat tinggalnya menjadi korban.
"Istrinya sering dipukuli dan Ketua RW di pukul hingga giginya rontok," ungkap Dedy.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, Babinsa bersama Bhabinkamtibmas, petugas Puskesmas, dan Dinas Sosial Kota Depok berusaha mengamankan Mulyadi. Mengetahui Mulyadi akan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, Mulyadi mengamuk sambil membawa senjata tajam.
"Bahayanya itu saat mengamuk membawa sajam, sehingga dilakukan pengamanan dengan cara seperti yang di video beredar," ucap Dedy.
Dedy menuturkan, setelah Mulyadi berhasil diamankan, pihak puskesmas memberikan suntikan penenang. Setelah berhasil ditenangkan, petugas Dinas Sosial Kota Depok membawa Mulyadi untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Jiwa.
"Jadi tidak benar suntik vaksin, itu suntikan penenang namun disayangkan ada suara pada video bilang kalau itu divaksin,' tutur Dedy.
Dedy menambahkan, warga Kota Depok maupun yang melihat video tersebut untuk tidak mudah percaya bahwa video tersebut sedang di vaksin. Warga dapat melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk mengetahui kebenarannya, apalagi Pemerintah sedang menyukseskan vaksin untuk mencegah penularan Covid-19.
"Sekali lagi tidak benar kalau itu divaksin, jadi jangan takut divaksin dan jangan terbawa informasi yang belum tentu diketahui kebenarannya," pungkas Dedy."
Sumber:
https://www.liputan6.com/news/read/4879671/video-viral-polisi-tni-bekap-warga-yang-akan-divaksin-di-depok-hoax-begini-cerita-sebenarnya
Advertisement
Kesimpulan
Postingan video yang mengklaim TNI memaksa warga untuk divaksin covid-19 adalah tidak benar.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement