Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video rekayasa hewan ternak mati, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook.
Klaim video rekayasa hewan ternak mati menampilkan mahluk berbentuk sapi yang terlihat tertidur di ruang terbuka.
Baca Juga
Dalam video tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.
Advertisement
"Hewan ternak mati dengan rekayasa tapi yg nanti disalakhkan adalah karena serangan virus dan perubahan iklim (climate change)
Tahapanya masih sama:
1. Ciptakan masalah
2. Ciptakan reaksi publik
3. Memberikan solusi dari mereka."
Kemudian video diberi keterangan sebagai berikut.
"INGAT POLANYA MASIH SAMA DENGAN ASAL MULA STUPID 🤔SINETRON BARU DI MULAI"
Benarkah klaim video rekayasa hewan ternak mati? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video rekayasa hewan ternak mati dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Watch: Thousands of cows died from extreme heat and humidity" yang dimuat situs time.news, pada 17 Juni 2022. Situs tersebut menampilkan foto yang identik dengan klaim video.
Situs time.news menyebutkan, panas yang hebat di Kansas yang mencapai 43 derajat telah menyebabkan kematian ribuan sapi. Dokumentasi mengejutkan menunjukkan barisan kepala sapi tergeletak mati di tanah gersang.
Dalam dokumentasi dari Kansas, AS, ribuan sapi terlihat tergeletak di tanah tak bernyawa menyusul gelombang panas yang melanda negara bagian tersebut. Seorang juru bicara serikat hewan Kansas mengatakan serangan panas membunuh ternak ketika suhu dan kelembaban meningkat selama akhir pekan dan angin dingin menghilang. Suhu yang dilaporkan mulai melebihi tanda 43 derajat pada 11 Juni.
Selama sebulan terakhir, Institut Kekeringan Nasional telah mengeluarkan dua peringatan bahwa wilayah barat laut dan barat laut Kansas menghadapi kondisi kekeringan.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Fact Check-Death of Kansas cattle in June 2022 caused by extreme temperatures, officials and industry say" yang dimuat situs reuters.com, yang dimuat pada 21 Juni 2022. Situs tersebut mengulas video yang identik dengan klaim.
Dalam situs reuters.com Departemen Kesehatan dan Lingkungan Kansas mengatakan mereka mengetahui setidaknya 2.000 kematian ternak di barat daya negara bagian itu, karena suhu dan kelembaban yang tinggi.
Pada 16 Juni, juru bicara departemen mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa angka tersebut, yang didasarkan pada fasilitas yang telah menghubungi agensi untuk membantu membuang bangkai, adalah yang terbaru.
Sebelumnya berbicara kepada Reuters, Scarlett Hagins, juru bicara Asosiasi Peternakan Kansas mengatakan ternak mulai menderita tekanan panas karena suhu dan kelembaban melonjak selama akhir pekan 11-12 Juni di Kansas barat dan angin dingin menghilang. Hewan-hewan itu tidak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan mendadak, tambahnya.
University of Minnesota Extension, kemitraan yang berfokus pada sains universitas dengan lembaga pemerintah, menjelaskan bahwa stres panas terjadi “ketika sapi menghasilkan dan menyerap lebih banyak panas daripada yang dapat dengan mudah dihilangkan dengan pernapasan, keringat, dan hembusan udara. oleh mereka". Hal ini dapat menyebabkan produksi susu yang lebih rendah, kejadian penyakit dan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Ternak dapat mulai mengalami stres panas sekitar 72 derajat Fahrenheit (22 derajat Celcius) dengan kelembaban 50 persen, menurut University of Minnesota Extension.
Data cuaca historis dari Kansas State University menunjukkan bahwa berbagai bagian Kansas mencatat suhu lebih dari 100 derajat Fahrenheit sepanjang 11, 12 dan 13 Juni.
Dalam sebuah pesan yang diposting oleh Asosiasi Peternakan Kansas di Facebook Hagins mengatakan bahwa ternak tidak dapat didinginkan pada malam hari karena suhu tetap tinggi.
Dihubungi oleh Reuters, juru bicara Perpustakaan Data Cuaca Universitas Negeri Kansas menunjuk data dari stasiun cuaca Grant Kansas Mesonet sebagai contoh. Di lokasi di Kansas barat daya itu, suhu minimum semalam sejauh ini lebih tinggi pada Juni 2022 daripada pada Juni 2021 dan sementara beberapa suhu tertinggi harian jauh lebih tinggi pada 2021, suhu terendah pada 2021 lebih dingin.
Selanjutnya, “semua elemen ini jatuh dalam beberapa hari satu sama lain pada tahun 2022 dibandingkan dengan penyebaran pada tahun 2021,” tambah mereka.
Sumber:
https://time.news/watch-thousands-of-cows-died-from-extreme-heat-and-humidity/
https://www.reuters.com/article/factcheck-kansas-cattle-idUSL1N2Y71GK
Advertisement
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video rekayasa hewan ternak mati tidak benar.
Dalam video tersebut menunjukan ribuan sapi mati akibat panas yang hebat di Kansas dengan suhu mencapai 43 derajat.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement