Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 Juli 2022.
Unggahan klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia tersebut berupa foto ilustrasi organ paru-paru, terdapat tulisan sebagai berikut.
Baca Juga
"Bacterial PneumiaWhen you exhale your body is eliminating toxins and unhealty bacteria. By eraring a mask the toxic matter is trapped on the fabric and you're inhaling it all back in, causing infections like bacterial pneumia and hypoxia."
Advertisement
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"pneumonia bakteriSaat Anda menghembuskan napas, tubuh Anda membuangRacun dan bakteri tidak sehat.... melaluimasker, zat beracun terperangkapkain saat Anda menghirup semuanya lagiMenyebabkan infeksi seperti pneumonia bakterial dan hipoksia."
Benarkah klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia. Sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com telah mengulas keracunan akibat memakai masker dengan menghubungi Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Unhas dr Arif Santoso SpP (K) PhD.
Dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Memakai Masker Dalam Waktu Lama Berakibat Hipoksia" . Dokter Arif menegaskan, mengenakan masker dalam waktu lama tidak akan membuat keracunan CO2. Hal tersebut sudah dia buktikan sendiri.
"Tidak benar itu. Klo itu benar, saya sudah tepar keracunan co2, karena setiap hari pake masker N95 selama pandemic," kata Arif saat berbincang dengan Liputan6.com.
Berdasarkan keterangan dari situs resmi WHO who.int, jika masker dikenakan dengan benar, tidak menyebabkan keracunan CO2 atau kekurangan oksigen.
Penggunaan masker medis dalam waktu lama bisa jadi tidak nyaman. Namun, itu tidak menyebabkan keracunan CO2 atau kekurangan oksigen. Saat mengenakan masker medis, pastikan ukurannya pas dan cukup kencang agar Anda dapat bernapas dengan normal. Jangan menggunakan kembali masker sekali pakai dan selalu menggantinya segera setelah lembap.
Dalam artikel berjudul "Dokter RSA UGM: Pakai Masker Tidak Sebabkan Keracunan Karbondioksida dan Hipoksia" yang dimuat situs ugm.ac.id, pada 12 Agustus 2020.
Dalam artikel situs situs ugm.ac.id, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Mahatma Sotya Bawono, M.Sc, Sp.THT-KL., membantah klaim mengenakan masker bisa menyebabkan keracunan gas buang pernafasan karbondioksida (CO2) dan kekurangan oksigen (O2).
"Belum ada bukti yang mendukung kalau pemakaian masker berefek negatif seperti mengakibatkan keracunan karbondioksida dan kekurangan oksigen,"tegasnya.
Dia menyampaikan penggunaan masker aman bagi kesehatan telah dibuktikan oleh para tenaga kesehatan. Bahkan, dalam operasi yang berlangsung hingga bereberapa jam, belum pernah dijumpai kasus baik dokter maupun tenaga medis lainnya yang mengalami keracunan karbondioksida dan maupun kekurangan pasokan oksigen hingga linglung atau pingsan akibat sirkulasi udara yang kurang lancar karena terhalang masker.
"Kalau sampai ada nakes yang pingsan itu bukan murni karena maksernya. Perlu dilihat juga adanya faktor lain pada individu tersebut, bisa jadi kondisinya lapar dan dehidrasi sehingga tanpa pakai masker pun sudah ada risiko pingsan," papar pria yang akrab disapa Boni ini.
Sumber:
https://ugm.ac.id/id/berita/19874-dokter-rsa-ugm-pakai-masker-tidak-sebabkan-keracunan-karbondioksida-dan-hipoksia
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters
Advertisement
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim mengenakan masker menghirup racun sebabkan infeksi pneumonia bakterial dan hipoksia.
Tidak ada bukti klaim mengenakan masker bisa menyebabkan keracunan gas buang pernafasan karbondioksida (CO2) dan kekurangan oksigen (O2).
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement