Ragam Hoaks Catut Nama Najwa Shihab, Simak Faktanya

Hoaks bisa menyerang siapa saja tak terkecuali presenter sekaligus jurnalis seperti Najwa Shihab. Hoaks ini biasanya beredar di media sosial maupun aplikasi percakapan.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 04 Agu 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoaks catut nama Najwa Shihab.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks bisa menyerang siapa saja tak terkecuali presenter sekaligus jurnalis seperti Najwa Shihab. Hoaks ini biasanya beredar di media sosial maupun aplikasi percakapan.

Lalu apa saja hoaks yang mencatut nama Najwa Shihab? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto Ini Program Mata Najwa Bahas Penderita Diabetes Boleh Konsumsi Makanan Manis

Sebuah foto yang diklaim program Mata Najwa membahas penderita diabetes boleh mengonsumsi makanan manis beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 18 juli 2022.

Dalam unggahan itu juga terdapat gambar Najwa Shihab dan Aman Pulungan. Kedua Foto itu diberi keterangan sebagai berikut.

"Musuh utama diabetes! Kadar gula akan kembali normal dalam 3 hari," demikian narasi dalam gambar tersebut.

Selain itu, postingan tersebut juga menyertakan tautan ke situs myroomapp.com. "Penderita diabetes boleh makan yang manis-manis! Musuh utama diabetes terungkap!" tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 356 kali dibagikan dan mendapat 131 komentar warganet.

Benarkah dalam foto itu program Mata Najwa membahas penderita diabetes boleh mengonsumsi makanan manis? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Hoaks Tulisan Najwa Shihab soal Covid-19

Beredar kembali di media sosial postingan beberapa klaim terkait covid-19. Terbaru postingan ini mengatasnamakan presenter Najwa Shihab.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Cherry Umburuhingide Rasuh. Dia mengunggahnya di Facebook pada 3 Januari 2020.

Berikut isi postingannya:

*PENTING DIBACA DAN DIPAHAMI UNTUK DIKETAHUI.*‼*_NAJWA SIHAB KOMEN_**

KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN, KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKINKAN OLEH SEBUAH SISTEM.

**Rapid tes itu cek darah, sedangkan covid-19 tidak masuk ke DARAH

**Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif bukan cek VIRUS.

**Jika antibodi muncul /reaktif dianggap ada virus atau bakteri dan tidak tahu itu Virus atau Bakteri apa langsung vonis hasilnya POSITIF.**Orang FLU kalo ikut rapid tes hasilnya pasti POSITIF karena antibodinya reaktif muncul.

**Jadi hasil rapid tes POSITIF belum tentu kena CORONA Itu hanya menunjukkan ANTIBODINYA reaktif/muncul.

**PCR tes pun hanya menunjukkan/mengindikasi keberadaan adanya VIRUS tapi gak bisa mejunjukan itu virus apa dan juga gak bisa Membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sudah di bunuh sama antibodi kita.

**Tes PCR akan memberikan petunjuk hasil positif jika ada virus tapi tidak bisa nengidentifijasi virus jenis apa dan virus hidup atau virus mati.**Selama ini tidak ada yang meninggal disebabkan murni karena Virus Corona.

**Kalau penyebabnya dikarena terlalu banyak bermacam² virus yang ada didalam tubuh sehingga antibodi kalah dan tidak mampu mengalahkan virus yang terlalu banyak dan bermacam² itu adalah benar.

**Jika ada ribuan yang meninggal itu menunjukkan sebelum adanya covid-19 banyak ribuan orang sudah terjangkit virus lain.

**Sehingga ketika kena covid kondisi tubuh semakin parah antibodi yang ada didalam tubuh tidak sanggup melawan dan mengatasi lagi.

**Jadi kemungkinan yang kata media bertambah banyak yang kena corona / covid 19, diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19, Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul / reaktif apa tidak, Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul /reaktif jika dikakukan rapid tes dengan hasilnya pasti akan positif.

**Jadi waspada boleh, Takut juga boleh, Tapi tidak perlu berlebihan sampai ketakutan akut / depresi, Sebab itu akan mempengaruhi imun kita menurun dratis / drop.

**Semisal contoh kasus pertama beberapa hari yang lalu ada orang waktu malam tubuhnya panas, deman, batuk², muntah², sesak nafas dan besoknya meninggal Ternyata orang ini kena typus.

**Contoh kasus kedua, seseorang panik ketakutan kena corona otomatis jantungnya berdebar kencang mengakibatkan sesak nafas dan besok meninggal.

**Contoh kasus ketiga seseorang dengan aktifitas tinggi bekerja terlalu keras lupa istirahat badannya kelelahan jadi lemah, sress dari tes medis meninggalnya bukan karena virus corona tapi karena masuk virus lainya disebabkan imun turun karena kelelahan dan stress berat.

**Semoga kita semua semakin paham tentang Covid-19 ini. Dan mindset / pola pikirnya berubah menjadi tenang dan selalu positif menghadapi segala situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini.*

Lalu benarkah Najwa Shihab membuat postingan soal covid-19 seperti di atas? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Konteks dalam Video Najwa Shihab Ini Jenazah Pasien Covid-19 Tak Tularkan Virus

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Najwa Shihab jenazah pasien Covid-19 tidak menularkan virus. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Rini Astuti, pada 10 Mei 2021.

Unggahan klaim video Najwa Shihab jenazah pasien Covid-19 tidak menularkan virus tersebut menampilkan video Najwa Shihab yang terdapat tulisan "FAKTA TERBARU JENAZAH PASIEN COVID TIDAK MENULARKAN VIRUS".

Dalam video berdurasi 1 menit 50 deti tersebut Najwa Shihab berbicara tentang pasien Covid-19, berikut transkrip pembicaraannya:

"Saya akan kutip keterangan Kepala Departemen Kedokteran Forensi dan Medikolegal dr Soetomo Surbaya Edi Suyanto mengatakan, secara ilmiah ilmu kedokteran, korban atau jenazah kemungkinan menularnya sudah tidak ada. Apalagi virus corona. Dia (virus corona harus hidup dari inangnya. Inangnya sudah mati, virusnya juga ikut mati. Sama dengan HIV/AIDS sa,a H5N1 atau flu burung.

Jelas itu, jelas tidak akan menularkan pasien Covid-19 yang meninggal saat dia sakit tidak boleh dijenguk keluarganya, proses pemakaman dilakukan dengan cara tertentu dan yang bisa menghadirinya terbatas. Masa tega saat keluarga hendak mendoakan dipemakaman diperlakukan seperti itu.

Jadi kalau kita mengusir, mengucilkan, kalau kita menghakimi, menstigmatisasi korban corona itu berbahaya karena membuat siapaun merasakan gejalanya engan melapor dan memeriksakan diri.Jika mereka enggan melapor karena takut dicemooh kemudian dihakimi yang rugi kita semua. Virus jadi tidak terdeteksi sehingga menyulitkan memutus rantai penyebarannya.

Ingat jargon lama, jauhi penyakitnya bukan orangnya. Seharunya ini jadi pegangan kita, cukup jaga jarak, jangan diusir atau dikucilkan teman-teman wabah ini diprediksi masih berlangsung panjang. Guncangan-guncangan sosial juga akan terjadi, dan inilah saatnya memperkuat solidaritas, jarak fisik memang harus direnggangkan tapi ikatan sosial justruk harus dirapatkan, kita tidak bisa mengatasi wabah ini, hari ini soliter seharunya solider jaga jarak dengan penyakit bukan dengan kemanusiaan."

Kemudian video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:"AQ kok sependapat Karo omonganmu .....,Ket wingi wingi seng tak rungokke do dikucel ke.termasok keluarga ku wes tau ngalami dewe.tapi Alhamdulillah ora enek bukti nyatane."

Benarkah klaim video Najwa Shihab jenazah pasien Covid-19 tidak menularkan virus? Simak dalam artikel berikut ini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya