Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Sapi Mati Setelah Divaksinasi

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Agu 2022, 06:57 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2022, 13:00 WIB
Tangkapan layar klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi
Penelusuran klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Twitter, pada 13 Agustus 2022.

Unggahan klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi berupa video yang menampilkan sejumlah ekor sapi sedang berbaring di lahan terbuka luas.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Piedmont- italia

Puluhan sapi mati setelah di vaksinasi,,,

Apakah para anjing bangsat dpt mnjelaskan bahwa vaksin aman dan efektif,,,,?

Jgn hanya bisa bilang covidiot menebar hoax,periksa otakmu masih ada atau tidak."

Benarkah klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi dengan menggunakan Google Image.

 

<p>Penelusuran klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi</p>

 

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "مشاهد صادمة.. نفوق مفاجئ لمئات الأبقار في إيطاليا بسبب موجة الحر" yang dimuat situs mebusiness.ae, pada 15 Agustus 2022. 

Situs mebusiness.ae mengulas video yang sama dengan klaim.

 

<p>Penelusuran  klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi</p>

Situs mebusiness.ae menyebutkan, gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kematian ratusan sapi di Italia, yang diyakini karena kekeringan yang dialami negara itu beberapa dekade lalu, setelah ketinggian air mencapai level terendah yang tercatat dalam sejarahnya.

Laporan berita mengatakan sapi-sapi itu diracuni setelah memakan rumput yang mengandung bahan kimia yang berubah menjadi racun karena kekurangan air yang disebabkan oleh kekeringan di negara itu.

Penelusur mengarah pada artikel berjudul "Italie : ces vaches n’ont pas été tuées "par un vaccin" mais suite à la consommation d’une plante" pada 16 Agustus 2022.

Situs tersebut mengulas tentang video yang identik dengan klaim.

<p>Penelusuran klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi </p>

Artikel situs observers.france24.com menyebutkan, sapi-sapi ini ditemukan mati pada 6 Agustus 2022 tidak jauh dari desa Sommariva del Bosco, sekitar 40 kilometer selatan Turin. Tetapi bertentangan dengan apa yang diklaim oleh beberapa akun konspirasi, penyebab kematian mereka tidak terkait dengan vaksin atau intervensi medis. 

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 7 Agustus oleh televisi Italia Rai, Giacomino Olivero, peternak yang memiliki kawanan ini, mengatakan bahwa begitu mereka tiba di padang rumput ini, sebagian besar sapinya jatuh ke tanah dalam waktu sekitar sepuluh menit. Tidak ada vaksinasi ternak yang disebutkan dalam laporan.

“Dengan kekeringan ini, sorgum ini tumbuh lebih lambat dan karena itu mengeluarkan dhurrin dalam kadar yang sangat tinggi, yang beracun bagi sapi”

Staf editorial Les Observateurs berbicara dengan Stefano Giantin, dokter hewan di Zoological Institute of Piedmont. Pada tanggal 6 Agustus, ia bergegas ke tempat ditemukannya kawanan yang sekarat ini: “Kawanan itu awalnya berjumlah 80 ekor sapi. Ketika kami tiba di sana, banyak dari mereka sudah mati dan yang lainnya sekarat di tanah. Pada akhirnya, kami berhasil menyelamatkan sekitar 30 dari mereka”.

Stefano Giantin menjelaskan bahwa, untuk memahami penyebab kematian, analisis dilakukan oleh Universitas Turin dan Bologna, khususnya dari tanaman yang ditemukan di lapangan. Namun, analisis ini memungkinkan untuk mengidentifikasi keracunan yang disebabkan oleh sorgum, tanaman yang biasa digunakan untuk memberi makan ternak. 

“Petani terbiasa memotong sorgum untuk diberikan kepada ternak, terutama di musim kemarau ketika kekurangan rumput hijau di padang rumput. Namun dengan kekeringan ini, sorgum ini tumbuh lebih lambat. Oleh karena itu disekresikan tingkat dhurrin yang sangat tinggi, sebuah molekul yang melindungi tanaman. Ketika jumlahnya sedikit, yang biasanya terjadi pada tanaman yang dipotong sebelum berbunga, molekul ini tidak menjadi masalah. Dalam jumlah yang lebih besar, sangat beracun bagi ternak karena berubah menjadi asam sianurat di perut mereka”.

Sumber:

https://mebusiness.ae/ar/news/show/72396

https://observers.france24.com/fr/europe/20220816-italie-ces-vaches-n-ont-pas-%C3%A9t%C3%A9-tu%C3%A9es-par-un-vaccin-mais-par-la-consommation-d-une-plante-toxique

 

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim puluhan sapi mati setelah divaksinasi tidak benar.

Penyebab kematian sapi dalam video tersebut tidak terkait dengan vaksin atau intervensi medis, melainkan disebabkan oleh keracunan sorgum, tanaman yang biasa digunakan untuk memberi makan ternak.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya