Liputan6.com, Jakarta- Pembuat hoaks memanfaatkan apa saja untuk membuat publik tersesat oleh informasi yang salah, salah satunya adalah seputar sinar.
Informasi seputar sinar dari sinar gamma sampai ultraviolet pun beredar di tengah masyarakat. Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusurinya, hasilnya terbukti hoaks.
Baca Juga
Simak kumpulan hoaks seputar sinar.
Advertisement
Video Orang Tersambar Sinar Gamma
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video orang tersambar sinar gamma, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 21 September 2022.
Unggahan klaim video orang tersambar sinar gamma menampilkan sejumlah orang berdiri di bawah pohon kemudian muncul cahaya kilat dibagian daun. Kemudian sekelompok orang tersebut berjatuhan.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Teknologi digital sinar cahaya Gamma X-Ray buatan globalist antek-antek anti-KRISTUS d a ja l meniru seperti kilat petir buatan TUHAN.
Sinar cahaya gamma X-Ray [kilat petir] tersebut sensitif menyambar orang-orang yang mengandung unsur graphene AI digital [unsur energi listrik_ elektromagnetik]😪"
Benarkah klaim video orang tersambar sinar gamma? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
Video Bola Petir Melintas di Rel Kereta Api
Beredar di media sosial postingan video yang diklaim sebagai bola petir berwarna biru melintasi rel kereta api. Postingan ini juga disebarkan di salah satu akun Instagram pada 9 November 2021.
Postingan tersebut menampilkan sebuah bola biru melintas rel kereta api dan menyambar tiang listrik. Beberapa netizen mengasumsikan hal itu merupakan sebuah fenomena alam bola petir. Video ini telah disaksikan lebih dari 557 ribu penonton.
Postingan ini juga disertai tambahan penjelasan berikut:
“Segera jauhi jika lihat cahaya begini
Cahaya ini dikenal sebagai bola petir, fenomena listrik yang berpotensi meledak. Istilah ini mengacu pada laporan benda bercahaya dan bulat yang bervariasi dari ukuran kacang sampai diameter beberapa meter
Meskipun biasanya terkait dengan badai petir, fenomena ini berlangsung jauh lebih lama daripada kilatan petir yang terjadi sepersekian detik. Banyak laporan awal mengklaim bahwa bola akhirnya meledak, kadang-kadang dengan konsekuensi fatal, meninggalkan bau belerang.”
Lalu benarkah postingan video yang mengklaim memperlihatkan fenomena alam bola petir? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.
Advertisement
Sinar Ultraviolet
Mengkonsumsi Favipiravir Bikin Kuku Menyala Ketika Disinar UV
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir menyala ketika disinar UV.
Informasi kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir akan menyala ketika disinar UV diunggah salah satu akun TikTok.
Video tersebut menampilkan seorang membagikan informasi kuku menyala pada orang yang sedang dan sudah mengkonsumsi obat Covid-19. Selain itu juga menampilkan kuku nampak lebih terang ketika diberi sinar berwarna ungu yang diklaim sebagai sinar UV,
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"kuku ex penyintas covid bisa gini #ceritakuku #samasamabelajar"
Benarkah Informasi kuku yang mengkonsumsi Favipiravir akan menyala ketika disinar UV? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
Hasil Alat Tes Covid-19 Sudah Diketahui dengan Sinar Ultraviolet
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hasil alat tes Covid-19 bisa diketahui dengan sinar ultraviolet. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 27 Januari 2022.
Klaim video hasil alat uji Covid-19 bisa diketahui dengan sinar ultraviolet menampilkan tiga alat tes Covid-19 yang berfungsi menunjukan garis seorang positif atau negatif Covid-19, pada bagian indikator hasil tersebut disinari dengan sinar ultra violet. Kemudian muncul garus pada indikator.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Owh..! Ternyata begini cara mereka memainkan alat test tersebut! 😵💫 Sudah di set dari awal, mana yang positif dan mana yang negatif! Ini hanya bisa dilihat dengan senter duit! 😡"
Benarkah klaim video hasil alat tes Covid-19 bisa diketahui dengan sinar ultraviolet? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.
Covid-19 Varian Omicron Tidak Menyebar Karena Tingginya Sinar Ultraviolet di Indonesia
Beredar di media sosial postingan terkait virus covid-19 varian Omicron tidak banyak tersebar karena tingginya tingkat sinar ultraviolet di Indonesia. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu yang mempostingnya berada di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 13 Desember 2021.
Dalam akun itu terdapat narasi sebagai berikut:
"Mengapa Indonesia lebih tahan terhadap Omicron-varian terbaru covid-19? Karena Indonesia bercuaca panas?
"Lebih karena tingkat sinar UV di Indonesia lebih tinggi"
Selain itu ada juga akun yang memposting dalam bentuk video dengan menambahkan narasi:
"Bersyukurlah Sinar UV (Ultraviolet) di Indonesia bisa menjadi tameng Virus Omicron"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim virus covid-19 varian Omicron tidak banyak tersebar karena tingginya tingkat sinar ultraviolet di Indonesia? Simak hasil penelusurannya di sini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement