Vaksinolog: Tujuan Vaksinasi COVID-19 Bukan untuk Masuk ke Mal!

Vaksinolog menyayangkan, masih ada sebagian masyarakat yang enggan divaksin COVID-19.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 30 Nov 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID_19
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Youtube/Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD mengaku, pihaknya terus mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi COVID-19.

Dr Dirga memastikan bahwa vaksinasi bertujuan untuk melindungi dari penularan virus corona COVID-19. Selain itu, vaksinasi juga bisa mencegah seseorang mengalami gejala berat jika terinfeksi COVID-19.

"Jadi vaksin itu bukan untuk kita masuk mal, vaksin itu untuk melindungi kita dari gejala COVID-19 yang berat," ungkap dr Dirga saat menjadi pembicara di acara diskusi Virtual Class Cek Fakta Liputan6.com, Rabu (30/11/2022).

Dr dirga menyayangkan, masih ada sebagian masyarakat yang enggan divaksin COVID-19. Padahal, diprediksi puncak penularan COVID-19 akan terjadi pada awal Desember 2022 mendatang.

Berdasarkan data, kata dr Dirga, 84 persen orang yang meninggal pada gelombang COVID-19 kali ini disebabkan karena belum disuntik vaksin pertama, kedua, dan penguat atau booster.

"Jadi vaksin COVID-19 supaya antibodi tetap kuat dan proteksi tubuh kita terhadap COVID-19 semakin baik," ucap dr Dirga.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi puncak gelombang varian baru Covid-19 terjadi dalam satu hingga dua bulan ke depan. Hal ini berdasarkan data yang telah diamati pemerintah dari kasus-kasus Covid-19 sebelumnya.

"Berdasarkan berbagai data yang telah kami amati dan berangkat dari trajectory kasus Covid-19 yang lalu, puncak gelombang berbagai varian baru ini diperkirakan akan terjadi pada satu hingga dua bulan ke depan," tulis Luhut dalam postingannya di akun Instagram @luhut.pandjaitan, Sabtu (5/11).

Luhut mengatakan, khusus untuk wilayah Jawa Bali peningkatan kasus konfirmasi harian terlihat di seluruh Provinsi Jawa dan Bali. Selain itu, peningkatan angka kematian utamanya di Jawa Tengah dan DIY juga naik cukup signifikan.

Dia menambahkan, dengan terjadinya peningkatan kasus yang menyentuh angka lima ribu kasus perhari, pemerintah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk membendung terjadinya keparahan lebih mendalam yang disebabkan oleh varian baru ini.

"Di antaranya dengan meningkatkan kembali capaian vaksinasi booster dan terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan utamanya penggunaan masker di ruang-ruang tertutup," tuturnya.

Luhut pun menegaskan, bahwa pemerintah akan terus menggunakan PPKM Level sebagai basis pengetatan kegiatan bagi masyarakat. Dari PPKM itu, akan terus dilakukan evaluasinya.

"Diakhir, rasanya saya tidak akan pernah jenuh untuk mengingatkan seluruh masyarakat agar terus taat dan mematuhi protokol kesehatan demi mencegah hal buruk lainnya yang kelak terjadi," tutupnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya