Cegah Pengaruh Disinformasi Jelang Pemilu 2024, Pemerintah Gencar Dorong Literasi Digital

Pemerintah tak hentinya menyerukan literasi digital kepada masyarakat untuk perangi disinformasi jelang Pemilu 2024.

oleh Julia Rizky Khoirunisa diperbarui 13 Des 2023, 15:06 WIB
Diterbitkan 13 Des 2023, 11:34 WIB
Ilustrasi alokasi kursi daerah pemilihan dalam pemilu 2024 (Istimewa)
Ilustrasi alokasi kursi daerah pemilihan dalam pemilu 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena penyebaran hoaks selama masa pemilu bukanlah hal yang asing bagi publik. Pasalnya, informasi palsu tersebut kerap hadir di tengah masyarakat hal ini pun menjadi ancaman sebagai pemicu konflik.

Pemerintah pun gencar melakukan pelatihan literasi digital sebagai upaya nyatanya dalam memerangi disinformasi jelang Pemilu 2024 untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

“Kalau berbicara menjelang pemilu biasanya kan banyak penyebaran hoaks di medsos dan sebagainya, makanya perlu pembekalan literasi digital yang baik terutama untuk pemilih pemula. Ini penting sekali untuk dipelajari dan diketahui agar nanti tidak keliru saat melakukan pemilihan,” tutur Sekretaris Camat Tamansari, Teguh Sugianto, dilansir dari Antara pada Rabu (13/12/2023).

Menurut Teguh, literasi digital adalah salah satu solusi utama untuk mencegah dan membasmi eksistensi hoaks di ruang publik, khususnya media sosial yang menjadi alat komunikasi yang sangat populer di lingkungan masyarakat hingga saat ini.

Melalui literasi digital yang mendalam, individu akan memperoleh keterampilan digital yang sangat berguna bagi keberlangsungan hidupnya di era digitalisasi seperti saat ini. Dalam konteks pemilu, tentu sangat bermanfaat dalam melindungi diri sendiri dan orang lain dari jeratan disinformasi.

“Literasi digital itu sebenarnya banyak banget manfaatnya, salah satunya untuk meningkatkan kemampuan kita secara individu untuk lebih kritis dalam berpikir ketika mendapatkan sebuah.informasi. Jadi ini bisa jadi bekal kita untuk menangkal penyebaran hoaks atau konten negatif," ujar Pendamping UMKM Juara, Jabar Ilham Taufiq.

Ilham mengingatkan masyarakat untuk melakukan penyaringan informasi sebelum sharing ke orang lain untuk menghindari potensi penyebaran disinformasi yang semakin luas.

Ilham menambahkan, “Ketika mendapat informasi tentang pemilu di grup WA, jangan langsung share. Baca dan pastikan dulu informasinya, karena bisa jadi info itu termasuk hoaks yang bisa merugikan keluarga Bapak Ibu juga nantinya."

Di akhir katanya, Ilham menganjurkan masyarakat untuk memanfaatkan situs turnbackhoax.id dan cekfakta.com sebagai ruang verifikasi informasi yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh siapapun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Thumbnail cek fakta akun penyebar hoaks pemilu
Thumbnail cek fakta akun penyebar hoaks pemilu

Membentengi Diri Dari Disinformasi dengan Positive Thinking

Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Praktisi Digital Marketing, Ina Nurhasanah membagikan cara mengantisipasi hoaks melalui pikiran yang positif agar tak mudah tersulut emosi dan tak memakan umpan yang sengaja dibidik oleh oknum tak bertanggung jawab.

“Coba bapak ibu bayangin kalau kita tidak berpikir positif alias negative thinking terus saat menerima informasi di internet atau di media sosial, nanti yang ada malah muncul kegaduhan dan kericuhan karena kita mudah terpancing. Selain itu juga bisa merugikan diri sendiri dan orang sekitar yang jadinya malah bikin diri kita itu merasa nggak merasa tenang dan bahagia," jelas Ina.

Selain itu, Ina menyarankan agar masyarakat mempraktikan sikap kritis dalam menerima setiap informasi. Masyarakat dapat melakukan pemeriksaan kredibilitas informasi dari sumber berita, tanggal publikasi, judul artikel, atau juga dapat mengakses situs cek fakta yang telah tersedia secara umum dan mudah.

"Gunakan akal sehat bapak ibu dan edukasi diri sendiri agar bisa terbebas dari paparan berita hoaks yang bisa merugikan diri sendiri ataupun orang lain," tutup Ina.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya