Liputan6.com, Jakarta - Liputan6.com menggelar acara "Kumpul Fakta" yang menghadirkan para pegiat cek fakta yang selama ini tergabung dalam grup WhatsApp pegiat Cek Fakta Liputan6.com, Senin (1/4).
Selain untuk menguatkan silaturahim sesama pegiat cek fakta dan juga penggawa Liputan6.com, acara Kumpul Fakta ini juga digelar untuk memeringati International Fact-Checking Day atau Hari Cek Fakta Internasional yang jatuh pada tanggal 2 April.
Baca Juga
Acara yang digelar di kantor Liputan6.com ini pun berlangsung seru. Dibuka oleh Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Elin Yunita Kristanti, selain dijadikan ajang silaturahim yang cair antara sesama pegiat cek fakta, ada juga diskusi atau talkshow khusus dengan topik seputar cek fakta dan literasi.
Advertisement
Tambah seru, karena acara ini juga banjir hadiah. Beberapa pegiat cek fakta pun berhasil pulang membawa hadiah saldo e-money, air fryer, bahkan ear buds.
Di acara ini, Liputan6.com juga meluncurkan buku saktu cek fakta, "Pemberantas Hoaks", edisi khusus 2024 yang bisa langsung diakses di smartphone. Buku saku ini diharapkan meningkatkan pemahaman dan mengantisipasi hoaks yang beredar luas diruang digital.
Selain para pegiata cek fakta, acara ini juga dihadiri kawan-kawan mahasiswa dari beberapa kampus seperti Univ. Prof. Dr. Moestopo Jakarta, Univ. Djuanda Bogor, serta Fact Checker Univ. Indonesia.
Â
"Saya ingat teori Post Truth yaitu kebohongan menyamar menjadi kebenaran. Kenapa ia bisa menyamar, karena kita dominan menggunakan perasaan ketimbang pikiran. Karena itu hoaks, hate speech itu hidup di daerah yang suka drama. Masyarakat kita dan kita suka drama, mudah sekali untuk ditunggangi hoaks," ujar Chief Content Officer Kapanlagi Youniverse (KLY), Wenseslaus Manggut, dalam sambutannya.
Wens mengatakan, kelemahan terbesar dari pemberantasan hoaks adalah karena manusia terlalu membawa perasaan ketimbang pikiran untuk melakukan sesuatu.
Menurut Wens, hoaks dan misinformasi itu bergerak lewat ruang yang kecil, dia datang secara diam-diam ke ruang pribadi lalu ke layar handphone kita dan mempengaruhi perasaan kita.
Tak Berhenti di Klarifikasi dan Literasi
Maka dari itu, kata Wens, Liputan6.com menginisiasi pemberantasan hoaks tidak boleh berhenti di klarifikasi dan literasi saja tetapi dia harus masuk ke movement.
"Pemberantasan hoaks itu harus menjadi gerakan bersama karena itu kita punya komunitas seperti ini, karena kita ingin makin banyak orang yang terlibat untuk memberantas hoaks," ujarnya lagi.
Kegiatan ini diakhiri dengan buka bersama para tamu pegiat cek fakta dan karyawan Liputan6.com di Kapanlagi Youniverse.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.