Israel Manfaatkan AI untuk Ciptakan Hoaks

OpenAI buka suara terkait penyalahgunaan teknologi AI dan taktik yang dilakukan oleh Israel untuk membuat dan menyebarkan hoaks.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 04 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 13:00 WIB
Bendera Israel. (AFP Photo/Thomas Coex)
Ilustrasi Bendera Israel. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi AI terbesar, OpenAI buka suara terkait penyalahgunaan teknologinya yang dilakukan oleh Israel untuk membuat dan menyebarkan hoaks.

Berdasarkan laporan yang diterima, para pelaku memanfaatkan teknologi AI Generatif untuk membuat dan menyebarkan konten propaganda di platform media sosial.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran dinilai dapat meningkatkan arus disinformasi di ruang digital. Sebagai bentuk penanganan, OpenAI telah mengambil tindakan, salah satunya dengan membatasi teknologi mereka.

Dalam laporan tersebut, OpenAI juga menjelaskan bagaimana Israel mengoperasikan teknologi AI untuk membuat dan menyebarkan hoaks. “Firma manajemen kampanye politik Israel, Stoic membuat akun media sosial palsu untuk mengunggah berbagai konten propaganda,” ungkap pihak OpenAI, dikutip dari The Guardian.

Salah satunya adalah postingan berisi tuduhan terhadap protes mahasiswa AS pada kejahatan genosida Israel di Palestina yang dinilai sebagai sikap antisemitisme.

“Konten yang dihasilkan teknologi AI hanyalah salah satu dari banyak jenis konten (hoaks) yang mereka unggah. Format lainnya termasuk teks yang ditulis secara manual, atau meme yang diambil dari internet,” kata pihak OpenAI menambahkan.

OpenAI mengakui bahwa selama setahun terakhir mendapatkan lebih banyak tekanan untuk membatasi teknologinya karena para pelaku kejahatan seringkali memanfaatkan AI Generatif untuk memengaruhi situasi politik dan opini publik, mulai dari berupa audio deepfake, gambar tipuan hasil teknologi AI, hingga kampanye berbasis teks.

Oleh karena itu, pihaknya menegaskan untuk mengambil tindakan tegas dengan menghapus akun yang dinilai melanggar kebijakan dan merilis laporan serupa secara berkala.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya