Cek Fakta: Klarifikasi Poster Daftar Potensi Ancaman Tsunami di Kabupaten dan Kota

Beredar di media sosial postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 22 Agu 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2024, 19:00 WIB
Cek fakta poster potensi ancaman tsunami
Cek fakta poster potensi ancaman tsunami

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 20 Agustus 2024.

Dalam postingannya terdapat poster beberapa kota yang berpotensi terancam tsunami lengkap dengan level, tinggi, hingga estimasi waktu.

Akun itu menambahkan narasi "Potensi Ancaman Tsunami di Kab/Kota Besar, untuk wilayah provinsi Lampung sangat Fatal"

Lalu benarkah postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota?

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka akun yang mengunggah pertama postingan tersebut yakni @gempa.dunia di Instagram. Poster tersebut pertama kali diunggah pada 18 Agustus 2024.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by gempa.dunia (@gempa.dunia)

Dalam postingan asli terdapat penjelasan dengan narasi sebagai berikut:

"POST INI ADALAH KAJIAN POTENSI, BUKAN PREDIKSI APALAGI RAMALAN. GEMPA TIDAK BISA DIPREDIKSI WAKTU KEJADIANNYA.

Indonesia merupakan negara yang secara geodinamika sangat aktif. Terbukti dengan banyaknya ancaman gempa besar yang mengintai. Hari ini kita akan membahas mengenai ancaman gempa dan tsunami dari 2 zona megathrust paling terkenal di Indonesia, yakni Mentawai-Siberut dan Selat Sunda.

Walaupun ancaman gempa besar cukup menakutkan, namun masyarakat diharap untuk tidak panik dengan melakukan tindakan antisipasi dini seperti memperbaiki struktur rumah agar tahan gempa, mengatur ulang tata letak rumah agar barang mudah jatuh dan pecah belah tidak menganggu jalannya evakuasi saat gempa, serta mulai merencanakan jalur evakuasi tsunami saat terjadi gempa besar. Apa yang kita persiapkan di masa sekarang, akan sangat menentukan seberapa besar dampak gempa besar di masa yang akan datang."

Selain itu Cek Fakta Liputan6.com meminta penjelasan dari akun tersebut melalui pesan langsung atau DM.

"Informasi dalam postingan ini bukan prediksi waktu kejadian gempa karena memang gempa tidak pernah dapat diprediksi. Kami hanya membuat permodelan tsunami menggunakan Model Guncangan terbaru GEM 2023, Permodelan Guncangan Korban Jiwa Akibat Guncangan dengan InaSAFE dan Permodelan Tsunami menggunakan TsunAWI," bunyi pernyataan @gempa.dunia.

"Kami buat potensi ini agar masyarakat mempersiapkan diri (bukan mengungsi) seperti mengecek infrastruktur tsunami, mengecek struktur rumah, lingkungan sekitar, bahkan tanah dan batuan di bawah rumah tempat mereka tinggal."

Selain itu kami juga meminta penjelasan BMKG dari poster yang beredar viral tersebut.

"Kalau tinggi dan estimasi waktu tsunami memang bisa dibuat modelnya. Yang tidak bisa kita tahu adalah kapan waktu gempa itu terjadi," ujar Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono saat dihubungi Kamis (22/8/2024).

"Namun yang pasti informasi yang beredar tersebut bukan berasal dari BMKG," katanya menambahkan.

Sebelumnya Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan terkait rilis yang diunggah BMKG mengenai “Gempa di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu”.

Daryono menyampaikan, makna dari kalimat “tinggal menunggu waktu” muncul lantaran Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memang dalam kondisi geografis yang dapat memicu gempa besar, namun belum juga terjadi dalam kurun waktu ratusan tahun.

"Tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat. Dikatakan tinggal menunggu waktu disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi,” tutur Daryono dalam artikel Liputan6.com berjudul "Soal Gempa Megathrust Tinggal Tunggu Waktu, BMKG: Bukan Berarti Dalam Waktu Dekat".

Daryono mengulas, pembahasan mengenai potensi gempa di Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya bukan hal baru. Pasalnya, kondisi tersebut sudah lama dibicarakan, bahkan sejak sebelum terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada 2004 lalu.

"Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini atau warning yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian," ujarnya.

"Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar atau seismic gap, yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," Daryono menambahkan.

Sumber:

https://www.instagram.com/p/C-zav3YJrgB/?img_index=19

https://www.liputan6.com/news/read/5674043/soal-gempa-megathrust-tinggal-tunggu-waktu-bmkg-bukan-berarti-dalam-waktu-dekat

https://www.liputan6.com/regional/read/5679867/gempa-megathrust-berpotensi-guncang-indonesia-kepala-bmkg-dwikorita-ayo-segera-mitigasi

Kesimpulan

Banner Cek Fakta - Klarifikasi
Banner Cek Fakta - Klarifikasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Postingan poster daftar potensi ancaman tsunami di tiap kabupaten dan kota telah diklarifikasi.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya