Jurus Google Antisipasi Gangguan Informasi Selama Pilkada 2024

Menghadapi ancaman disinformasi dan ujaran kebencian yang bisa berdampak pada konflik saat Pilkada 2024, Google Indonesia telah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi hal-hal tersebut. Berikut penjelasannya.

oleh Tim Cek Fakta diperbarui 08 Nov 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 19:00 WIB
Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) 2024.
Koalisi Cek Fakta secara konsisten melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya verifikasi informasi untuk menghindari hoaks, tertutama saat Pilkada. Di antaranya dengan menggelar Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi ancaman disinformasi dan ujaran kebencian yang bisa berdampak pada konflik saat Pilkada 2024, Google Indonesia telah mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.

Tim News Partner Manager Google Indonesia, Yos Kusuma menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat sipil untuk mengantisipasi gangguan informasi selama Pilkada 2024.

Tak hanya itu, Google terus menyempurnakan produk-produknya untuk mengantisipasi peredaran gangguan informasi terkait Pilkada 2024. 

"Jadi produk google seperti search, discover, google news dan lain sebagainya, untuk terus menyempurnakan sistem yang ada di masing-masing produk itu. Tentunya menyempurnakan segala sesuatu secara internal tidak cukup karena kita tahu kalau ini tanggung jawab bersama semua pihak untuk memastikan literasi informasi tetap berjalan," kata Yos Kusuma, dalam pelaksanaan IFCS 2024, di Jakarta, Kamis (7/11/2024).

Google juga menerapkan, kebijakan konten dan pedoman komunitas untuk mengantisipasi konten-konten yang berpotensi misinformasi. Selain itu, algoritma machine learning yang hadir di search maupun di Youtube terus ditingkatkan untuk menangkap konten-konten yang berpotensi misinformasi maupun disinformasi selama Pilkada 2024.

Selain itu, Google juga memiliki alat nernama fact check explorer yang dapat dilihat oleh pemeriksa fakta pada konten-konten yang berpotensi misinformasi maupun disinformasi, yang kemudian akan diberikan masukan untuk dibantu periksa.

"Harapan saya, personal cek fakta memperluas lagi nih visibility ataupun potensi cek fakta, mungkin kaitannya dengan distribusi untuk lebih dikenal lagi supaya orang kalau timbul keraguan setelah dia menerima informasi, hal pertama yang dia lakukan mengecek di cek fakta, seperti itu," ucap dia.

Google mengajak, seluruh mitra kolaborasi, baik masyarakat sipil, pemerintah, penyelenggara Pemilu, para pengguna produk Google untuk menyampaikan masukan kepada Google. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan selama Pilkada.

 

Penulis: Aqmarina Aulia Jami

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya