Bedah Buku Manajemen Perkotaan untuk Tata Kota yang Lebih Oke

Direktur Pasca Sarjana UMY menggelar lounching dan bedah buku Manajemen Perkotaan di gedung AR Fachruddin A UMY.

oleh Maria Flora diperbarui 10 Mar 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2014, 20:00 WIB
Bedah Buku UMY Bantu Akademisi Selesaikan Masalah Tata Kota
Direktur Pasca Sarjana UMY menggelar lounching dan bedah buku Manajemen Perkotaan di gedung AR Fachruddin A UMY.

Citizen6, Jakarta Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar launching dan bedah buku Manajemen Perkotaan di gedung AR Fachruddin A UMY, Senin (10/3/2014). Turut hadir sebagai pembicara mantan Walikota Yogyakarta Harry Zudianto, Dosen IP UMY David Effendi, dan Dr Rahmawati Husein.

Dalam sambutannya, Nurmandi mengungkapkan tujuan ditulisnya buku Majemen Perkotaan tersebut. Yaitu untuk menambah referensi tentang manajemen perkotaan di Indonesia, karena menurutnya masih sangat sedikit buku yang mambahas itu. Selain itu, ia juga bercita-cita menjadikan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IP UMY) sebagai pusat kajian tata kota ataupun pemerintahan.

Nurmandi juga mengatakan, setiap kajian administrasi negara dan ilmu pemerintahan di Indonesia pasti mengkaji manajemen kota. Akan tetapi referensi masih sedikit yang berasal dari Indonesia.

"Setelah buku ini, kita akan membuat pecahan buku ini sebanyak 11 buku nantinya. Sehingga referensi tata kota orang mencarinya ke UMY," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Harry Zudianto menjelaskan, kajian manajemen kota memang harus ditingkatkan, karena masih banyak masalah tata kota yang belum selesai di Indonesia, baik itu masalah banjir, ruang terbuka, kemacetan dan lainnya.

"Dengan adanya buku ini, hendaknya dapat memberikan pencerahan bagi praktisi ataupun akademisi dalam hal tata kota," kata mantan Walikota Yogyakarta ini.

Sedangkan Rahmawati Husein menyampaikan, indokator suatu kota dapat dikatakan sukses, jika kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, adanya keberlanjutan tata kota, dan keteraturan tata ruang.

"Banyak kejadian setelah walikota atau bupati selesai jabatannya, program tata kota malah terbengkalai dan bahkan diulang dari nol. Itu tidak ada keberlanjutan manajemen kota, ini masih menjadi persoalan kita di Indonesia," jelasnya.

Mahasiswa program Magister Ilmu Pemerintahan UMY Sakir mengatakan, dengan adanya buku manajemen kota yang cukup komprehensip ini sangat membantu mahasiswa dalam penelitian ataupun tugas kuliah.

"Pembahasan manajemen kota ini memang masih sedikit bukunya. Kita mau meneliti tata kota Indonesia kan harus buku tentang tata kota Indonesia juga rujukannya," jelas Sakir. (syah)/mar)

Penulis
Ahlul Amalsyah
Bantul, ahlul.amalsxxx@umy.ac.id  

Baca juga:
Mahasiswa UMY Berikan Senyuman pada Penderita Bibir Sumbing
Dokter UMY Belajar Cabut Gigi Tanpa Sakit dari Tokushima University

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya