Film Hijab, Humor Dakwah ala Hanung Bramantyo

Sebagai film dakwah, film ini terkesan sangat ringan dan jauh dari kesan menggurui. Meskipun di awal pembuka adegan ke-4 bintangnya terlihat

oleh Karmin Winarta diperbarui 16 Jan 2015, 18:24 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2015, 18:24 WIB
Poster Hijab
Poster Hijab

Citizen6, Yogyakarta Hijab, sekarang ini tengah menjadi tren dikalangan  muslimah. Cara berpakaian yang sekarang banyak dipakai kaum hawa ini yang memantik gagasan sutradara Hanung Bramantyo untuk menampilkannya dalam film terbaru-nya-- " Hijab".  Film dakwah yang dikemas secara komedi ini ternyata diterima dengan baik oleh pecinta film Indonesia, khususnya para hijaber.

Apalagi film ini dibintangi oleh aktris-aktris berbakat : Zaskia Adya Mecca , Carissa Putri, Tika Bravani dan Natasha Rizky . Selain itu, Hanung juga menggandeng Aktor Nino Fernandez, Mike Lucock, Ananda Omesh, dan Dion Wiyoko  untuk membintangi film ini. Ada pula segudang cameo yang mengisi sejumlah adegan film ini, dari Meriam Bellina, Mathias Muchus, Sophia latjuba, hingga Jajang C. Noer. Bahkan Dijah Yellow yang fenomenal itupun tampil cukup lama di film ini.

Sebagai film dakwah, film ini terkesan sangat ringan dan jauh dari kesan menggurui. Meskipun di awal pembuka adegan ke-4 bintangnya terlihat kurang natural dalam berakting. Obrolan, cara tertawa  maupun sikap mereka di depan kamera terlihat artificial. Tapi seiring berjalannya cerita, akting para bintangnya mulai terlihat wajar dan cair. Over all, film ini sangat menghibur karena ditunjang dengan skenario yang bagus dan editing kamera yang indah.

Barangkali, sejumlah kecaman yang diterima Hanung dari para ulama dan kyai pada saat menyutradai beberapa film dakwah yang lalu, membuat Hanung mulai berpikir untuk mencari sudut pandang lain dalam menyampaikan misi dakwahnya. Dan melalui  kemasan humor, Hanung merasa tepat menyampaian pencerahan ummat tanpa membuat sejumlah pihak tersinggung. Sebab, konon nasehat yang disampaikan melalui humor, lebih gampang diterima daripada disampaikan secara keras.

Menurut Hanung  niat utama penggarapan film ini dimaksudkan sebagai tontonan. Tapi sebagai sebuah tontonan tetap harus memuat unsur-unsur  tuntunan. " Niatnya itu jadi tontonan dulu, Baru kemudian jadi tuntunan. Jadi kemasannya sebagai hiburan. Sebab, tujuan film ini bukan menggurui, tetapi bisa menjadi cermin bagi masyarakat. Termasuk saya. " ujar Hanung  usai pemutaran Perdana Hijab di Jogja, Kamis (15/1) lalu.

Saat pemutaran perdana di Jogja, film ini mendapat sambutan yang cukup tinggi dari para hijabber. Komunitas hijaber  memborong puluhan tiket dan berbondong-bondong menyesaki bangku bioskop.  

Bagi Hanung, Jogja memang menjadi wajib premier bagi sejumlah film yang dibikinnya, karena Hanung merasa Jogja merupakan kampung halamannya. " Rumah saya kan Jogja, jadi ya tentu saja ya saya bawa pulang ke rumah dulu. Jadi kalau dinilai jelek, nggak usah dibawa ketempat lain. Cukup temen-teman dan tetangga rumah saja yang tahu. " ujar Hanung seraya tergelak.

Meski untuk tayang perdana ini " Hijab" termasuk sukses menarik minat penonton, namun Hanung belum berpikir untuk membuat sekual ke dua ataupun menayangkannya  di televisi dalam bentuk sinetron. " Kita masih akan evaluasi dulu setelah film ini habis masa tayangnya. " tandas Hanung.

Penulis:

Sulistyawan
 
Twitter : @sulistjogja

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya