Razia Baju Bekas, Toko-toko di Tegal Tutup

Pakaian bekas impor kini dilarang dijual di Indonesia. Karena diduga bisa membunuh industri garmen.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Feb 2015, 18:30 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2015, 18:30 WIB
Baju Bekas
Pakaian bekas impor kini dilarang dijual di Indonesia. Karena diduga bisa membunuh industri garmen.

Citizen6, Jakarta Sejumlah pedagang pakaian impor di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, memilih tutup dan tidak berjualan, petugas dari dinas pedagangan dan perindustrian, yang melakukan sidak memberikan himbauan agar pedagang tidak lagi mengambil pakaian impor lagi, dan membersihkan pakaian yang dijual,

Petugas dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Kendal, harus berpindah-pindah lokasi saat melakukan sidak pakaian impor senin pagi, sejumlah pedagang pakaian impor, banyak yang memilih tutup sehingga petugas harus mencari pedagang lain yang masih buka,

Sidak dilakukan untuk memantau penjualan pakaian bekas impor, yang mulai dilarang pemerintah karena mengandung bakteri, di sebuah pedagang pakaian bekas, petugas menemukan banyak pakaian yang lusuh dan bekas noda kotor, petugas memeriksa satu persatu pakaian yang dijual, dan menghimbau pedagang untuk tidak memajang pakaian yang lusuh dan kotor,

Sekretaris dinas perdagangan dan perindustrian kabupaten kendal, Heru Juniarso mengatakan, petugas mendata pedagang pakaian bekas impor, petugas juga memberi himbauan, agar pakaian yang dijual dibersihkan dahulu, dan dipisah antara yang kotor dan yang lusuh,

Pedagang juga dihimbau tidak lagi membeli dan memasok lagi, pakaian bekas impor untuk mengurangi penyebaran bakteri membahayakan dari pakaian bekas tersebut,
 
Sementara itu menurut pedagang, pakaian bekas impor yang dijual ada yang dicuci ada yang belum, diakui, pasokan dari importir paling hanya setengah yang masih layak dijual kembali, namun setengah yang rusak, tetap dijual ke warga untuk dijadikan barang daur ulang,
 
Pedagang mengaku, munculnya himbauan pemerintah agar pakaian bekas impor  berpengaruh pada penjualan pakaian bekas, jika sebelumnya banyak warga yang membeli, kini  mulai berkurang, Heriyanto sendiri mengaku, tidak seluruh pakaian yang dijual adalah pakaian bekas impor, tetapi ada yang baru untuk mensiasati penjualan yang makin lesu,

 
Pengirim:

Wahyudi  

Kendal

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya