3 Kondisi Mengkhawatirkan Ibukota Kita, Jakarta

Jakarta, mengalami kondisi yang cukup mengkhawatirkan dibalik godaan gemerlapnya ibukota yang menggoda banyak orang untuk datang.

oleh Rina Nurjanah diperbarui 21 Mar 2015, 13:30 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2015, 13:30 WIB
Kemacetan Jakarta
Selain karena jalan yang semakin menyempit. Para pengendara yang berhenti melihat pembongkaran ruko juga menjadi penyebab macetnya jalan di Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Kamis (28/8/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ibukota, hampir selalu menjadi pusat dari segala sesuati. Seperti juga Jakarta yang menjadi pusat pemerintaha, pusat perekonomian dan juga pusat pembangunan. Tidak heran banyak orang hijrah ke Jakarta dengan sejuta gemerlap yang ditawarkannya. Banyak hal dijanjikan oleh ibukota, yang paling menarik tentu saja penghidupan yang lebih layak dimana banyaknya lapangan kerja katanya di Jakarta.

Dibalik semua godaan menggiurkan ini, Jakarta tentu saja juga tidak lepas dari persoalan yang dihadapinya. Berikut ini beberapa kondisi yang mengkhawatirkan ibukota kita:

1. Kota Termacet

Masalah ini merupakan masalah klasik dan tantangan bagi setiap kota besar atau kota metropolitan. Pertambahan kendaraan pribadi yang tidak akan bisa diimbangi dengan pertambahan panjang ruas jalan ini pun belum mampu disaingi oleh transportasi publik yang memadai. Hal ini ditambah dengan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan bagi kita untuk berjalan kaki terlebih kenyaman dan keamanan pedestrian nampaknya belum menjadi hal yang diperhatikan. Pada akhirnya, Jakarta dinobatkan menjadi Kota Termacet Dunia menurut Index Start-Stop Castrol yang diluncurkan awal tahun 2015 kemarin. 

Kota yang Aman?

Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi Pembunuhan Eno. (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

2. Kota Paling Tidak Aman

The Economics Intelligence Unit pada awal 2015 lalu pun meluncurkan hasil survei dan penelitiannya terhadap 50 kota besar di dunia, termasuk Jakarta di dalamnya. Safe Cities Index ini diteliti berdasarkan keamanan digital, layanan kesehatan, keamanan personal dan keamanan infrastruktur. Hasilnya? Jakarta menempati urutan paling buncit yang mengindikasikan bahwa Jakarta menjadi kota paling tidak aman.

Kota Layak Hidup?

Penampakan Banjir di Kawasan Mangga Dua
Banjir di Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta, disebabkan meluapnya anak Sungai Ciliwung di depan WTC, Kamis (20/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

3. Kota Layak Hidup?

Masih berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Economics Intelligence Unit, Jakarta menempati urutan ke 117 sebagai kota layak hidup kalah oleh Bangkok di urutan 102 dan Mumbai di urutan 111. Hal ini menunjukan secara general kondisi ibu kota kita yang cukup memprihatinkan dengan tingkat kriminalitas, banjir, dan sebagainya. Salah satu hal mikro yang menjadi penilaian termasuk kondisi air dimana 87,8% air tanah di Jakarta tercemar sedang dan 46,6% sungai tercemar berat.

Banyak hal yang harus dibenahi dan diseimbangkan, pembangunan jalan dan gedung seyogyanya juga diikuti dengan pembangunan manusianya. Terlebih lagi dan terutama, menjaga keseimbangannya dengan alam.

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya