Tari Rapa'i Saman Itu Kini Hidup di Semarang

Tari Saman, kian hari tarian ini kian terkenal, tidak hanya di bumi Serambi Mekkah

oleh Liputan6 diperbarui 23 Apr 2015, 17:35 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 17:35 WIB
Tari  Saman Itu Kini Hidup di Semarang
Tari Saman, kian hari tarian ini kian terkenal, tidak hanya di bumi Serambi Mekkah

Citizen6, Jakarta Tari Rapa'i Saman, kian hari tarian ini kian terkenal, tidak hanya terkenal di bumi Serambi Mekkah sebagai tempat terlahirnya tarian ini, tapi seluruh nusantara bahkan seluruh dunia.

Tren tari ini juga terasa di Semarang, seluruh sekolah, seluruh universitas, bahkan setiap UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada di setiap jurusan pada tiap-tiap universitas di Semarang pasti memiliki tarian saman “masing-masing”, sehingga nantinya ketika mereka mengadakan suatu acara, maka tarian saman tidak perlu harus jauh-jauh lagi mencari sampai ke “Aceh”, cukup menampilkan tarian saman yang secara rutin dilatih pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Tentu saja hal ini membuat tarian saman semakin lestari, namun di sisi lain keaslian dari tari saman semakin tergerus, keaslian tari saman yang paling terasa tergerus adalah pada kefashihan vokal dari syahinya (baca: vokalis), sudah sangat jarang kita temukan syahi yang benar-benar fashih dalam menyanyikan syair dari tari ini, kecuali di Aceh atau syahinya berasal dari keturunan asli Aceh.

Ikatan Pelajar Aceh Semarang (IPAS) merasa mempunyai tanggung jawab moral atas permasalahan di atas, ikatan ini sudah pernah membuat rilis tentang tergerusnya keaslian tari saman pada salah satu media Aceh sebagai kepedulian mereka terhadap tari yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Dunia.

Pelajar Aceh yang melanjutkan studi di Semarang yang tergabung dalam ikatan ini juga menjawab permasalahan di atas dengan mencoba memperkenalkan tarian yang benar-benar baru di Semarang, tarian itu bernama “Rapa’i Saman”

Rapa’i Saman adalah tarian yang mengkombinasikan tari Rapa’i Geleng dan Tari Saman. Tari ini dimainkan oleh laki-laki dengan jumlah biasanya 12 orang, tari ini biasanya dipersembahkan pada acara-acara adat, keagamaan, dan peristiwa penting.

Seiring berkembangnya waktu, tari ini sering ditampilkan pada acara-acara resmi. Tabuhan rapa’i yang menggelegar memenuhi setiap sudut ruangan membuat penonton semangat bercampur takjub saat menikmatinya, ditambah kombinasi tepukan tangan yang dihasilkan dari Tarian Saman membuat penonton tidak pernah bosan untuk menyaksikan tarian ini.

Penampilan perdana Tari Rapa'i Saman di Semarang oleh IPAS mendapat sambutan meriah oleh penonton, acara yang dikemas dengan tema “Indonesian Nite” di Hotel Ibis pada malam tahun baru 2015 yang lalu sukses menghipnotis penonton. Penampilan terbaru IPAS pada acara Perayaan Maulid Nabi Muhammad 1436 H yang bertempat di Asrama Mahasiswa Aceh Pocut Meurah Intan Semarang pada maret lalu pun turut menuai sukses, IPAS pun diminta untuk mengisi acara Gelar Budaya Nusantara dengan Tari Rapa’i Saman pada bulan mei di Semarang.

Anda berada di semarang? Penasaran dan ingin mempelajari tari ini? silakan datang ke sekretariat IPAS di Jalan Banjarsari, Gang Iwenisari Nomor 43, Tembalang, Semarang.

Penulis:

Alwie Augusra T. A,

Mantan Ketua Asrama Mahasiswa Aceh Pocut Meurah Intan, Semarang.
Sumber Gambar: ©IPAS

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya