Citizen6, Jakarta Masih ingatkah Anda dengan lagu Di Wajahmu Kulihat Bulan dan Biduk Kasihku karya Sam Saimun? Atau lagu Nurlela dan Bujang Dara karya Ismail Marzuki? Tak banyak yang mengetahui lagu-lagu lama tersebut. Terlebih rentang jarak kepopuleran lagu-lagu tersebut dengan lagu-lagu populer sekarang berbeda puluhan tahun.
Â
Hal inilah yang coba diangkat oleh Harvey Malaiholo dan Shadow Puppets Quartet dalam peluncuran album jazz terbaru mereka "Indonesian Songbook". Pertunjukan yang mempertemukan dua generasi ini diadakan di auditorium Galeri Indonesia Kaya dengan membawakan lagu-lagu abadi Indonesia yang diaransemen dengan nuansa jazz modern.
Advertisement
Taruhlah lagu Bujang Dara ciptaan Ismail Marzuki. Iramanya terdengar riang dengan tempo yang cepat, namun nuansa jazznya masih terasa kental. Proyek album yang telah direncanakan sejak dua tahun lalu ini ternyata waktu pengerjaannya hanya butuh waktu enam bulan.
"Yang lama itu proses before dan after-nya. Butuh ketelitian untuk mencocokkan lagu-lagu lama dengan genre kita sendiri," tutur Robert, salah satu pentolan Shadow Puppets Quartet saat ditemui pada peluncuran album Indonesian Songbook di Jakarta, Sabtu (24/10/2015).
Â
Total ada 10 lagu dalam album jazz ini. Bagi Harvey sendiri, lagu-lagu dalam album tersebut ibarat tolok ukur bahwa lagu-lagu lama Indonesia juga tak kalah berkualitas dan tak kalah indah dengan lagu-lagu saat ini.
"Ini misi saya, saya ingin anak-anak muda sekarang tahu bahwa ada orang-orang yang menciptakan karya-karya indah seperti ini," ujar Harvey. (sul)
Foto: Galeri Indonesia Kaya
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6