Sekolah Kematian, Cara Unik Atasi Kasus Bunuh Diri di Korsel

Bunuh diri dilakukan karena berbagai sebab, bisa karena persoalan asmara, ekonomi, atau karena harga diri yang tinggi.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Okt 2015, 11:45 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2015, 11:45 WIB
Sekolah Kematian, Cara Unik Atasi Kasus Bunuh Diri di KorSel
Kasus bunuh diri, dilakukan banyak orang karena berbagai sebab. Bisa karena persoalan asmara, ekonomi atau karena harga diri yang tinggi.

Citizen6, Jakarta Bunuh diri dilakukan karena berbagai sebab, bisa karena persoalan asmara, ekonomi, atau karena harga diri yang tinggi. Semuanya boleh dibilang karena kecewa, marah, putus asa, tidak ada harapan lagi. Mereka beranggapan dunia ini tak lagi menerima dirinya jika tetap hidup. Oleh sebab itu, mereka merasa bunuh diri menjadi pilihan terbaik bagi mereka.

Seperti yang terjadi di Korea Selatan. Sebagai negara maju dan penyumbang budaya baru yang sangat digemari oleh anak muda seluruh dunia, ternyata Korea Selatan tak bisa lepas dari kasus bunuh diri yang dilakukan warganya. Menurut kementrian Kesehatan Korea Selatan, sebanyak 24,3 orang dari 100.000 penduduk Korea melakukan bunuh diri. Jika di rata-rata, 35 orang bunuh diri setiap harinya.

Angka ini meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, tak mudah bagi orang Korea untuk membuka diri dan membicarakan masalah depresi kepada orang lain. Nah, di tengah fenomena yang cukup memprihatinkan ini, ternyata ada tren baru yang tengah berkembang di Negeri Gingseng tersebut, yakni Sekolah Kematian. Sesuai namanya, sekolah tersebut ingin memberikan pengalaman kematian kepada para siswa. Selengkapnya 

Pengirim: Iing S

Twitter: dedot_info16

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya