Rizal Hamdallah: Size Does Matter

Citizen6, Jakarta - Chicago, May 2016

Kalo denger kata kata ‘Size does matter” kadang kadang pikiran kita suka menjelajah ke arah arah seksual hihihi! Maapkeun tapi daku ga bahas seputar seks kali ini kak, masih dengan tema yang sama tapi topik yang berbeda. #Gede #atau #Kecil semua itu katanya tergantung perspektif kak!

Nah buat yang suka traveling mungkin dah tau kalo setiap datang ke Amerika, pastingeh gimana porsi makanan di negara ini. Buat yang belum pernah, cobabayangin kalo lagi makan di restoran di Indonesia, dan makanan di tengah yang buat dibagi-bagi itu adalah satu porsi makan 1 orang di Amerika!Gedaaaa!Hihihi #DUAR

Banyak temen temen nanya ama daku, kenapa sih makanan di amerika itu gede gede porsinya? Banyak pendapat dari beberapa temen yang daku ajak diskusi, terutama seiring dengan sejarah evolusi restoran cepat saji dan eating culture di amerika semenjak beberapa dekade kebelakang.

Daku pun coba baca baca riset tentang ini, dan hasilnya cukup menarik buat disimak…. Jadi kak, menurut riset dari Universitas North Carolina – Chapel Hill yang dirilis taun 2003, setelah mereka melakukan riset dengan kurang lebih 60 ribu orang amerika, para researcher menemukan data baru kalau dalam kurun waktu 20 tahun terakhir porsi makanan yang disajikan didalam rumah atau direstauran terus meningkat jumlah dalam satu porsinya… Dalam periode waktu 1977 – 1996, hampir semua jenis makanan mengalami peningkatan portion size kecuali pizza… Mending kalo ini naiknya kecil, tapi lumayan signifikan kak!

Hamburgers naik sekitar 23%, satu piring Mexican food naik sekitar 27%, minuman soft drinks naik hamper doble ukurannya, sama halnya dengan snack kaya chips, crackers dan teman temannya… kok bisa ya kak? Ya bisa banget… semua itu kembali ke respon banyak perusahaan restoran cepat saji untuk kebutuhan “Value Size” besar porsinya dengan harga murah… Paket “Meals” diantaranya… dengan harga tertentu mendapatkan satu paket lengkap dan besar termasuk minum.

Kebayang dong akhirnya tingkat obesitas pun naik perlahan di Amerika Serikat. Salah satu temen daku yang lahir di tahun 1960an, jadi saksi evolusi raja fast food dunia yang berlogo satu huruf warna merah itu….. Awalnya ketika berdiri, yang namananya burger ya cukup satu daging didalam roti bun, beda dengan sekarang yang penuh dengan embel embel big size, atau tambahan kentang dan ukuran besar minuman soda. Luar biasa emang perubahannya! Kalo menurut daku perubahan ini seimbang dengan tekanan ekonomi untuk kalangan menengah kebawah dan persaingan pasar diantara para pemain restoran cepat saji….

Nah, kalo kita liat disisi yang lain…. Coba deh masuk ke resto resto yang lagi ngetrend di Amerika, resto resto yang hip di kalangan anak muda, yang ada justru malah kebalikannya….Porsi makanannya pun kecil kecil, dan bawa konsep “makan tengah” alias makan berbagi…tapi harganya cukup morotin dompet kak! Siap-siap aja bawa duit lebih yakkk hihihi.

Dulu kak, waktu daku masih muda dan doyan nongkrong ala ala anak gaul Blok M itu yaaa… #eaaaaaa! Yang namanya makanan ukuran lebih besar apalagi melalui proses mesin itu mesti lebih mahal.. Dan yang ukuran kecil dan dibuat sama si-mbak pake ulekan dan dibuat dari bahan bahan dari kebon sendiri, plus warungnya nangkring depan gang rumah itu jauh lebih murah… plus bisa minta nambah porsi atau tambah cabek biar pedes ga pake tambah biaya...

Dan sekarang semua terbalik kak! Hihihi kadang daku suka bingung sendiri #rapihinponi In the end, daku akan kutip slogan “You Are What You Eat…” Healthy eating is the key to wellbeing. Ayok kita mulai jaga porsi makanan kita, perhatikan makanan yang masuk ke badan kita, dan jangan lupa berolahraga. Let’s change our lifestyle into a healthier lifestyle and make sure to protect our planet! It’s our responsibility to make the world a better place to live in!

#LivingHealthy #BacktoNature #SizeDoesMatter

Penulis:

Rizal Hamdallah.  Rizal adalah social and lifestyle observer, foodie, and an avid global traveler.
Web: rizalhamdallah.com