Full Day School dan Semua yang Perlu Diketahui, Apa Pendapatmu?

Mendikbud Muhajir Effendy menggagas konsep pendidikan full day school, khususnya untuk siswa SD dan SMP.

oleh Azwar Anas diperbarui 08 Agu 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 15:00 WIB
Mendikbud
Mendikbud, Muhajir Effendy menggagas konsep pendidikan full day school khususnya untuk siswa SD dan SMP

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy menggagas konsep pendidikan full day school, khususnya untuk siswa SD dan SMP. Full day school secara sederhana dapat dipahami sebagai konsep sekolah sehari penuh. Artinya, sekolah-sekolah yang ada di Indonesia harus menyelenggarakan proses belajar mengajar dari pagi hingga sore hari.

Kebijakan yang kabarnya akan segera digagas Mendikbud secara serius ini memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Bagi pihak yang setuju menilai, kebijakan itu sangat baik untuk menempa mental anak usia SD dan SMP agar mendapat input yang baik dan benar.

Sebab di era sekarang ini, kebanyakan orangtua sibuk bekerja di kantor hingga sore menjelang. Sedangkan anak-anak yang hanya sekolah dari pagi sampai siang akan berada di rumah sendirian tanpa pengawasan setelah pulang sekolah.

Pertimbangan itu mengacu pada maraknya kasus-kasus kriminal yang melibatkan anak. Sepulang sekolah jika tidak diawasi dengan benar, anak-anak cenderung terjun bebas ke lingkungan sekitar. Entah bertemu dengan teman sebaya, bermain di area-area yang tidak seharusnya, atau bahkan bermain PlasyStation, dan sebagainya.

Sementara jika mereka tetap berada di sekolah hingga sore, pihak pro menilai dampak negatif dari luputnya pengawasan orangtua bisa dihindari. Dengan sistem full day school  pengawasan dan pembimbingan anak berada di tangan para guru yang secara umum lebih terdidik dan profesional.

Sebaliknya bagi yang kontra menganggap konsep full day school sama dengan memenjarakan anak. Alih-alih menempa mental siswa, konsep full day school justru akan menambah beban anak-anak. Menurut pihak kontra, jumlah mata pelajaran saat ini dianggap sudah terlalu banyak. Jika ditambah dengan penambahan jam, maka anak akan semakin tertekan dan stres.

Namun sebelum berargumen, ada baiknya kita menyimak penjelasan pakar pendidikan A. Munir. Menurut dia, konsep full day school bukan soal penambahan materi dan waktu belajar mata pelajaran, melainkan proses pendampingan guru kepada anak di sekolah.

Dengan lamanya anak-anak berada di sekolah, para guru bisa mendampingi mereka seperti untuk beribadah, makan siang, bermain, dan aktivitas lainnya sebagaimana kegiatan yang mereka lakukan di rumah. Tentu saja semua aktivitas itu diarahkan pada nilai-nilai pendidikan. ”Belajar sambil bermain” atau “belajar dengan berbuat dan melakukan”-lah yang lebih ditonjolkan.

Jadi bagaimana pendapatmu mengenai konsep full day school?

(War)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya