Liputan6.com, Jakarta Naufal Raziq, namanya. Siswa kelas 3 di MTs Negeri Langsa Lama Aceh menjadi bahan perbincangan dunia inovasi Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir. Bagaimana tidak, ia berhasil mengubah getah pohon menjadi energi listrik yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Baca Juga
Ditemani oleh Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, Naufal bercerita di panggung utama Pertamina Science Fun Fair 2016. Kehadirannya membuat seluruh siswa yang hadir, termasuk para orang tua dan pengunjung Kota Kasablanka Mall penasaran. Karena saat berusia 10 tahun ia berhasil menemukan pohon pijar yang bisa menghasilkan energi listrik.
Advertisement
“Awalnya saat saya mempelajari ilmu pengetahuan alam, saya membaca bahwa buah yang mengandung asam katanya bisa menghantarkan listrik. Akhirnya saya lakukan uji coba pada buah kentang. Setelah itu, saya berpikir lagi, kalau buahnya mengandung asam berarti pohonnya juga mengandung asam. Akhirnya saya mulai melakukan eksperimen,” ujarnya.
Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Supriaman dan Deski ini melakukan eksperimen pada pohon mangga dan ternyata tidak layak. “Setelah itu, saya coba jenis pohon lainnya. Akhirnya saya menemukan Kedondong Pagar yang kadar asam atau getahnya mampu menghantarkan listrik,” katanya.
Naufal mengaku, pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dari sekolah, namun juga adanya dukungan sang ayah yang sangat membantu dalam percobaannya tersebut.“Kebetulan ayah bekerja di elektronik. Jadi sedikit banyak saya tahu alat-alat elektronik,” paparnya.
Oleh sekolahnya, penemuan Naufal beberapa kali diikutsertakan perlombaan inovasi teknologi hingga tingkat kabupaten. Dalam ajang tersebut, inovasi pohon listrik hanya menduduki posisi harapan satu meskipun dalam kategori umum.
Walaupun tidak meraih posisi terbaik, ia tidak patah arang. Berbagai evaluasi dan perbaikan dilakukan agar pohon pijar temuannya dapat diterima dan diaplikasikan kepada masyarakat secara lebih luas. Dengan dukungan penuh sang ayah, Naufal terus bereksperimen dalam mengubah model dan metode proses transformasi asam pohon menjadi listrik yang lebih kuat dan stabil.
Setelah beberapa modifikasi dan perubahan agar menghasilkan listrik yang lebih stabil dan kuat, pihak sekolah pun kembali mengikutsertakan karya Naufal kembali ke Pergelaran Festival Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat provinsi yang merupakan ajang pencarian bakat para inovator di bumi serambi Mekah.
Di sini lah, awal pertemuan Naufal dengan tim CSR PT Pertamina EP Rantau Field yang memang sedang giat mencari inovasi dari masyarakat untuk dikembangkan kebermanfaatannya bagi lingkungan yang lebih luas. Kesempatan pun semakin terbuka untuk pohon pijar semakin berkembang.
Tawaran pun berlanjut.Pertamina EP Rantau Field akhirnya sepakat untuk membantu dan mendanai pengembangan pohon pijar Naufal menuju skala yang lebih besar, terutama dalam rangka menerangi kampungnya yang memang belum tersentuh jaringan listrik sejak kemerdekaan RI 71 tahun silam. Maklum saja, Naufal memang berasal dari dusun yang jauh di pedalaman pelosok Aceh, bernama Tampur Paloh.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan kisah Naufal adalah kisah sukses sinergi antara Pertamina dengan masyarakat dalam menciptakan inovasi yang memberikan solusi bagi permasalahan yang ada, yang perlu dicontoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
Baca kisah inspiratif lainnya dari para peserta Kompetisi Jurnalis Warga : Indonesia Go Pertamina, kerjasama antara Liputan6.com dan PT. Pertamina ( Persero ). Kompetisi ini bertujuan mengajak para netizen untuk berbagi kisah inspiratif melalui forum Liputan6.com maupun social media dengan hashtag #IndonesiaGoPertamina.
Penulis :
Pertamina Energia Weekly 45