Liputan6.com, Jakarta - Bangladesh adalah salah satu negara yang melegalkan prostitusi, bersama dengan negara lain seperti Belanda dan Jepang. Bisnis prostitusi tumbuh subur di Bangladesh. Lokalisasi dapat dengan mudah dijumpai dan dikunjungi.
Namun, berbeda dengan Belanda dan Jepang yang membuat peraturan ketat demi melindungi para pekerja di bidang prostitusi, pemerintah Bangladesh tidak memberikan jaminan ataupun perlindungan bagi para pekerja seksual di negaranya.
Advertisement
Baca Juga
Banyak lokalisasi kumuh yang dihuni oleh PSK berusia remaja. Rata-rata dari mereka dijual secara sukarela oleh orang tuanya sendiri demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian mencekik. Kehidupan mereka sungguh jauh dari kata layak, ditambah dengan risiko penularan penyakit yang mengincar mereka kapan saja.
Dikutip dari Washington Post, berikut adalah empat fakta menyedihkan kehidupan PSK remaja di Bangladesh.
1. Remaja perempuan dijual murah oleh orang tuanya untuk menjadi pekerja seks
Daerah yang menjadi pusat lokalisasi terbesar terletak di Kandapara, Tangail. Karena angka kemiskinan yang terus meningkat, orang tua yang menjual anak gadis ke mucikari sudah menjadi hal yang wajar di daerah tersebut. Mirisnya lagi, rata-rata anak gadis dijual dengan harga yang sangat murah, yaitu sekitar 20 ribu Taka atau sekitar 2 juta rupiah.
2. PSK harus hidup serba terbatas setelah bekerja.
Setelah dijual, gadis-gadis tersebut harus menghabiskan kurang lebih hingga setengah masa hidupnya sebagai PSK. Mereka wajib menyerahkan seluruh penghasilannnya pada mucikari dan tak diijinkan memegang uangnya sendiri. Belum lagi mereka harus bersaing dengan PSK lain untuk menarik pelanggan. Dapat berkumpul dengan keluarga dan menjalani kehidupan yang normal pun tinggal impian belaka.
Selengkapnya, baca langsung di sini
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6