Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di London University College menyatakan telah selangkah lebih dekat menuju penemuan obat untuk HIV dan AIDS. Tim ini berhasil mengembangkan pengobatan sel yang berasal dari manusia dan tikus.
Baca Juga
Â
Advertisement
Pengobatan ini bertindak sebagai pertahanan terhadap sifat HIV yang mereplikasi diri dalam sel darah putih yang sehata atau makrofag. Ilmuwan menyadari, HIV hanya mampu menggandakan makrofag saat protein antivirus yang disebut SAMHD1 untuk sementara dimatikan.
"Kami tahu bahwa SAMHD1 dimatikan ketika sel berkembang biak, tetapi makrofag tidak menggandakan diri sehingga tampaknya tidak mungkin SAMHD1 akan dimatikan di sel-sel ini," ujar Profesor Ravindra Gupta, peneliti senior dalam studi tersebut.
"Namun kami menemukan kesempatan yang bisa menjadi celah penyembuhan ketika SAMHD1 dinonaktifkan sebagai bagian dari proses yang terjadi secara teratur di makrofag," sambung dia.
Mengutip laporan dari Ibtimes, Kamis (26/01/2017), penemuan ini bisa menyebabkan peneliti menggunakan inhibito dalam tubuh manusia sehat yang akhirnya mencegah sel-sel darah putih dari mematikan proten antivirus mereka. Selain itu, karena efektif memberantas setiap kesempatan untuk HIV menyebar ke seluruh tubuh, peneliti pun mulai bereksperimen dalam penelitian mereka. Demikian seperti dipublikasikan di EMBO Journal.
Study shows how HIV breaches macrophage defences, could be step towards cure https://t.co/wfrkDUITBI pic.twitter.com/XvYbznNvLy
— UCL News (@uclnews) January 25, 2017
Â
"Temuan kami bisa membantu menjelaskan mengapa beberapa orang yang menjalani terapi anti-retroviral untuk HIV terus memiliki replikasi HIV di otak. Ini karena sel-sel yang terinfeksi di otak biasanya makrofag," lanjut Gupta.
Menurut dia, meski hal tersebut merupakan penghalang untuk mencapai pengendalian HIV pada sebagian kecil pasien, lebih penting untuk menjalani penyembuhan terlebih dahulu.
Para peneliti juga menggunakan inhibitor HDAC yang kadang-kadang digunakan untuk pasien kanker, dalam berbagai tes sel darah putih antara makrofag manusia dan tikus. Dari penggunaan inhibitor tersebut, dilaporkan bahwa sel merespon dengan baik untuk pengobatan yang belum terjadi sebelumnya.
Inhibitor tersebut bahkan bisa mengaktifkan kembali sel sehat yang diserang oleh HIV. Dengan kata lain, efektif membalikkan penyakit pada pasien yang terinfeksi.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6