Ngeri, Ikut-ikutan Tren di Medsos, Netizen Alami Luka Bakar

Tren medsos dengan memakai garam dan es di kulit berbagai bagian tubuh nyatanya membuat netizen alami luka bakar.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 27 Jan 2017, 17:01 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2017, 17:01 WIB
Ngeri, Tren Medsos 2017 Ini Bikin Netizen Alami Luka Bakar
Tren membakar diri

Liputan6.com, Kanada - Di era saat ini, publik khususnya para pengguna jejaring sosial tentunya akan melakukan hal yang tengah ramai diperbincangkan untuk mengikuti tren yang tengah berkembang di media sosial.

Alih-alih mengikuti tren kekinian, beberapa netizen malah merasa dirugikan setelah melakukan tantangan yang baru-baru ini tengah viral di medsos.

Dilansir Metro, Jumat (27/1/2017), para remaja di Kanada, kini tengah diramaikan dengan tantangan membakar diri dengan es dan garam. Cara melakukan tantangan ini juga sangat mudah.

Para netizen hanya perlu memegang garam dan es pada kulit di berbagai tubuh untuk jangka waktu yang lama. Langkah tersebut menyebabkan reaksi kimia yang membuat suhu es menurun ke level -17 derajat Celcius.

dok: metro.co.uk

Tak disangka, efek tantangan tersebut membuat kulit si pelaku lecet dan parahnya mengalami luka bakar hingga tampak berlubang.

Tantangan itu tentunya sangat berbahaya. Seorang juru bicara St John Ambulance mengatakan, "Kami tentu saja tidak membenarkan aktivitas berbahaya ini yang diklaim sebagai tantangan. Jika seseorang telah mengalami luka bakar, pastikan mereka segera diobati dengan mendinginkan daerah yang terkena secepat mungkin."

"Taruh luka pada keran yang mengalirkan air dingin sedikitnya selama sepuluh menit, atau sampai terasa lebih baik. Jangan menggunakan es, gel atau krim karena dapat merusak jaringan dan meningkatkan risiko infeksi," lanjutnya.

dok: metro.co.uk

Sementara juru bicara National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) juga menanggapi fenomena tantangan berbahaya yang sering dilakukan netizen di medsos.

"Munculnya medsos memberikan kontribusi untuk meningkatkan tekanan teman sebaya di antara anak-anak dan ini sangat gila karena menjadi contoh yang jelas dari risiko untuk kesejahteraan anak-anak," ucapnya.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya