Mainan Anak-Anak Ternyata Lebih Berbahaya dari Sex Toys

Siapa sangka, kandungan bahan kimia di bahan kimia mainan anak-anak lebih banyak daripada pada sex toys.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 06 Feb 2017, 19:29 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2017, 19:29 WIB
Kandungan Mainan Anak-Anak Ternyata Lebih Berbahaya dari Sex Toys
Siapa sangka, kandungan bahan kimia di bahan kimia mainan anak-anak lebih banyak daripada pada sex toys.

Liputan6.com, Jakarta - Selalu perhatikan apa yang anak masukkan ke mulut mereka. Menurut sebuah laporan baru di Swedia, kandungan bahan kimia di kebanyakan mainan anak-anak bahkan jauh lebih berbahaya dan lebih banyak ketimbang yang ditemukan di sex toys.

Studi yang dilakukan oleh Badan Kimia Swedia (SCA) meneliti tingkat bahan kimia berbahaya yang digunakan pada mainan anak-anak serta sex toys, keduanya yang terbuat dari plastik. Dari penelitian tersebut, ditemukan hanya satu dari 44 sex toys mengandung bahan kimia yang dilarang.

Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan studi terhadap mainan anak-anak pada tahun 2015. Menurut para ahli, sebanyak 15 persen dari mainan anak-anak mengandung bahan kimia yang dilarang di dalamnya.

Mengutip dari The Guardian, Senin (06/02/2017), salah satu sex toys berbahaya yang ditemukan adalah dildo berbahan dasar plastik PVC lembut. Pada dildo tersebut ditemukan kandungan rantai pendek parafin diklorinasi yang berbahaya bagi lingkungan dan berpotensi menyebabkan kanker.

Namun demikian, perusahaan di balik sex toys tersebut kini telah berhenti memproduksinya terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh badan perlindungan konsumen setempat. Juru bicara SCA Bjorn Malmstrom mengatakan bahwa ada sebab mendasar mengapa dalam mainan anak-anak ditemukan lebih banyak zat berbahagia ketimbang sex toys.

"Ini dikarenakan mainan anak-anak biasanya diimpor oleh perusahaan kecil yang berusaha mengurangi biaya produksi. Mereka juga lebih mungkin untuk menyelinap di bawah peraturan," ujar dia.

Meski penelitian tersebut hanya dilakukan di Swedia, namun bukan tidak mungkin hal tersebut juga terjadi di negara-negara lain, terlebih di negara berkembang.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya