Pasangan Pengantin Gay Muslim Alami Ancaman Pembunuhan

Pasangan gay muslim yang membagikan foto pernikahan mereka di media sosial menerima ancaman pembunuhan.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 17 Jul 2017, 10:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 10:30 WIB
Pernikahan Gay Muslim Pertama Bertempat di Inggris
-

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan gay muslim yang membagikan foto pernikahan mereka di media sosial menerima berbagai ungkapan kebencian atas tindakan mereka.

Jahed Choudhury (24) dan Sean Rogan (19) belum lama menikmati masa bahagia mereka setelah berumah tangga. Namun, mereka telah menghadapi berbagai ancaman pembunuhan dan pelecehan. Semua bermula dari keputusan mereka berbagi kisah di media sosial tentang pernikahan mereka sebagai gay muslim.

"Saya ingin mengatakan pada semua orang bahwa saya tidak takut dan tidak malu. Anda bisa menjadi gay dan muslim sekaligus," ujar Jahed setelah mengikat simpul pernikahan di Walsall.

Mereka ingin membuka pikiran orang-orang religius tentang homoseksualitas. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa homoseksualitas dan agama tidak harus saling eksklusif.

Namun, mereka langsung mendapat rentetan komentar negatif tentang upacara pernikahan mereka. Kebanyakan mengklaim bahwa agama tidak menerimanya.

"Kami mendapat ancaman pembunuhan, sangat buruk," kata Jahed saat diundang untuk berbicara di sebuah acara talkshow.

"Yang mengerikan, ada yang mengancam menyiram muka kami dengan air keras," ucap dia.

Walau demikian, Sean mengaku mereka juga mendapat ribuan pesan positif yang mendukung mereka. Meski perasaannya masih campur aduk atas ungkapan kebencian yang ia terima, Sean gembira saat mendengar seorang pemuda yang memutuskan untuk terbuka soal orientasinya pada keluarganya, setelah membaca berita keberanian Jahed dan Sean.

Jahed mengatakan bahwa saat ia mengaku pada orang tuanya yang sangat religius, mereka bahkan tidak tahu apa itu homoseksualitas. Jahed menyadari dirinya gay pada usia enam atau tujuh tahun. Ia memutuskan mengaku pada orang tuanya atas saran seorang teman setelah melakukan usaha bunuh diri di masa remaja.

"Ketika saya mengaku kalau saya gay, banyak yang menghakimi saya. Padahal mereka tidak merasakan apa yang saya rasakan," kata Jahed seperti dikutip dari BBC Uk.

Pria berdarah India itu menggambarkan pertempuran yang ia hadapi saat dirinya tumbuh dewasa, ketika ia harus memilik mengakui orientasi seksualnya atau bersembunyi di balik kedok sebagai seorang Muslim. Konflik batin yang ia alami sempat menyebabkan masalah kesehatan mental yang parah.

Ia bahkan pernah menjalani "terapi penyembuhan gay" untuk melepaskan diri dari homoseksualitas. Namun, orientasi seksual bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan, karena hal tersebut tumbuh di dalam diri setiap orang.

Jared pun memutuskan untuk menerima dirinya apa adanya. Meski awalnya beberapa teman menjauhi dirinya, ia kini mendapat teman-teman dan keluarga baru yang memahami dirinya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya