Tragis, Wanita Tewas Dipaksa Suami Aborsi 4 Kali dalam Setahun

Perempuan dari Tiongkok meninggal secara tragis setelah mengakhiri empat kehamilan dengan cara aborsi dalam setahun.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 21 Jul 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 13:30 WIB
Aborsi
Perempuan dari Tiongkok meninggal secara tragis setelah mengakhiri empat kehamilan dengan cara aborsi dalam setahun.

Liputan6.com, Tiongkok - Nasib malang dialami seorang perempuan dari Anhui, Tiongkok. Perempuan yang tak disebutkan namanya itu meninggal secara tragis setelah mengakhiri empat kehamilan dengan cara aborsi dalam setahun.

Seperti diberitakan Shanghaiist, Jumat (21/7/2017), empat tahun lalu, perempuan itu telah melahirkan seorang bayi perempuan. Namun, suami perempuan itu mendesaknya untuk kembali memiliki anak, tapi berjenis kelamin laki-laki.

Sayangnya, setiap kali hamil, perempuan itu diprediksi memiliki anak perempuan. Hal tersebut yang membuat suami perempuan itu menekannya untuk mengakhiri kehamilan. Akhirnya perempuan itu memilih melakukan aborsi yang tentunya membahayakan kehamilannya.

Namun nahasnya, suaminya itu malah menceraikannya setelah mengetahui bahwa perempuan itu mengalami sakit parah akibat aborsi.

(shanghaiist.com)

Setelah menyelesaikan proses perceraiannya, perempuan itu memutuskan untuk berobat ke Shanghai. Namun sayangnya, dokter di sana tidak dapat menyelamatkan hidupnya.

Dilaporkan, selama berbulan-bulan di rumah sakit, mantan suaminya tidak pernah datang menjenguknya. Dia malah sibuk menghabiskan waktunya untuk menikahi perempuan lain dan membeli mobil baru.

Keluarga perempuan kemudian mendatangi rumah pria itu dengan membawa abu almarhum dan menuntut untuk menemuinya. Namun, pria itu hanya bersembunyi di tempat tetangganya sampai mereka semua pergi. *

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya