Sharing Session Komunitas Parkour Bali “How To Jump Your Limit”

Gerakan Parkour bagi sebagian orang awam dianggap berbahaya dan bisa menimbulkan cedera.

oleh Karmin Winarta diperbarui 31 Jul 2017, 10:30 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 10:30 WIB
Sharing Session Komunitas Parkour Bali “How To Jump Your Limit”
Foto: Istimewa

Liputan6.com, Bali Gerakan Parkour bagi sebagian orang awam dianggap berbahaya dan bisa menimbulkan cedera. Namun, bila dilakukan dengan tepat bisa menciptakan suatu seni berpindah tempat yang indah dan aman.

Seperti diungkapkan Ida Bagus Tantra, Ketua Komunitas Parkour Bali di acara sharing session yang diadakan pada hari Sabtu (29/7) 2017 di Pelataran Parkir Eiger Adventure Flaship store JL Sunset Road Barat No 104 Seminyak Bali.

Gus Tantra juga memaparkan sejarah berkembangnya Parkour yang berawal dari Benua Afrika hingga bisa berkembang di Bali.

Komunitas Parkour di Bali mulai berkembang sekitar tahun 2009. Kala itu peminatnya masih sedikit dan latihannya masih di sebuah rumah kosong yang tidak dihuni. Gus Tantra menjelaskan, Parkour bukanlah sebuah kompetisi seperti olahraga pada umumnya yang hanya ada jamming (latihan bersama).

Foto: Istimewa

Untuk masalah lokasi latihan, Komunitas Prkour banyak memanfaatkan ruang publik untuk latihannya seperti pantai, lahan kosong, taman kota, hingga tempat gimnastik.

“Pemerintah belum memfasilitasi sebuah Parkour Park untuk latihan Komunitas ini, kadang kami ditegur petugas keamanan karena meloncati pagar dan melakukan gerakan parkour di ruang publik” ungkap Arif selaku Humas Parkour Bali.

Penikmat Parkour ternyata tidak hanya untuk kaum Adam saja. Kaum hawa pun banyak tertarik menekuni olahraga yang memacu adrenalin ini. Diah, salah seorang praktisi parkour bertutur, dirinya mengikuti Parkour karena tertarik dengan gerakannya yang indah.

“Kawan-kawan wanita jangan takut bergabung dengan Parkour, Parkour itu cocok bagi kalian yang ingin menambah inner beauty kalian” pungkasnya.

Parkour Bali juga rutin mendelegasikan anggotanya untuk mengikuti kegiatan berskala regional, nasional, bahkan internasional. Misalnya Widio Putra yang pernah mengikuti kegiatan Lion City Gathering 2017 di Singapura.

“Mengikuti jamming-jamming internasional seperti LCG 2017, kita bisa menambah wawasan tentang Parkour di dunia bahkan belajar gerakan-gerakan yang belum ada di Indonesia” jelasnya.

Komunitas Parkour Bali rutin melakukan kegiatan latihan regular setiap hari Jumat malam di Lapangan Puputan Badung. Latihan ini terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya. *

Penulis:

Herdian Armandhani

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya