Liputan6.com, Jakarta - Helena Fernandes,wanita berusia 26 tahun sangat suka menggambar, walaupun ia tidak terlalu pintar dalam hal tersebut. Namun apakah hal tersebut membuat ia berhenti untuk membuka sebuah usaha tato miliknya? Tentu saja tidak. Sebaliknya gambarnya yang kurang bagus justru membawanya pada kesuksesan.
Baca Juga
Advertisement
Helen membuat tato pertama sekitar setahun lalu, ketika ia mentato pacarnya hanya untuk kesenangan semata. Dan ternyata temannya melihat saat ia sedang mentato. Karena terlihat natural dan berbeda, temannya meminta Helen untuk mengerjakan hal serupa padanya.
Dan Helen mengunggah tato buatannya di internet, tanpa disangka ia mendapatkan respon baik dari pengguna internet. Mulai saat itu ia bertekad untuk menjadi pembuat tato profesional, dan mulai menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi. Ia pun mulai menato pelanggannya di studio miliknya di dalam rumah.
Pada usianya yang ke 26 ia mulai mengasah kemampuan menggambarnya, tapi terkadang pelanggan tidak menginginkan hal tersebut. Kenyataannya banyak pelanggan justru menginginkan style tato yang unik. Jadi ia hanya menggambar dalam sebuah kertas, kemudian diaplikasikan pada kulit pelanggan. Tidak ada perbaikan maupun pengulangan, tato tersebut hanyalah seperti gambar anak-anak yang dibuat langsung permanen.
Helen berkata bahwa ia hanya mendapat pelanggan yang ingin menato sesuai dengan pribadi Helen. Mereka tidak ingin kualitas yang baik pada gambar tato. Ia tidak melayani pesanan bentuk gambar, jika mereka menginginkan ia tidak akan pernah merespon hal tersebut.
Foto-foto dari tato buatannya pun mulai terkenal di Brazil, sejak saat itu ia mulai mendapatkan banyak respon negatif dari para pembuat tato profesional. Akan tetapi ia tidak pernah putus asa karena hal tersebut. Ia memberikan nama dari tato yang dibuatnya “Malfeitona” yang berarti sesuatu yang jelek. Dan hingga saat ini ia telah membuat lebih dari 50 jenis gambar tato yang berbeda. Berikut beberapa tato buatannya :
Novita Ayuningtyas
STMM "MMTC" Yogyakarta