Penerjun Cantik dan Anjing Terjun, Kejutan di HUT ke-72 TNI

Ada penerjun cantik dan penerjun yang bawa anjing di HUT ke-72 TNI

oleh Sulung Lahitani diperbarui 29 Sep 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2017, 18:00 WIB
Penerjun Cantik dan Anjing Terjun, Kejutan di HUT ke-72 TNI
Ada penerjun cantik dan penerjun yang bawa anjing di HUT ke-72 TNI

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memperingati HUT ke-72 TNI tahun 2017, para penerjun Kopassus melaksanakan latihan akhir. Kemeriahkan demonstrasi terjun bebas militer tampak dari usaha para prajurit yang terjun membentuk ular-ularan dan dengan satwa (anjing) penyerang di Pelabuhan Indah Kiat, Merak Cilegon Provinsi Banten (Jum'at, 29/9).

Demonstrasi tersebut puncaknya akan dipertunjukkan pada tanggal 5 Oktober 2017 di tempat yang sama. Yang tak kalah menarik, akan tampil pula puluhan prajurit Kopassus dalam demonstrasi pendaki serbu (Dakibu) pada sebuah crane yang terletak di pinggiran dermaga Cilegon.

Untuk peringatakan HUTT TNI kali ini, Kopassus meluncurkan enam penerjun free fall. Pelaksanaan pelatihan mereka sendiri telah dimulai beberapa hari yang lalu, baik secara internal di lingkungan Kopassus maupun secara eksternal bergabung dengan satuan TNI lain di Bandara Halim Perdanakusuma.

Banyak prestasi yang telah diukir oleh para penerjun Kopassus di kancah internasional dalam cabang olahraga free fall. Sebut saja saat Kopassus ikut serta dalam kejuaraan terjun payung militer dunia yang bertajuk Conseil International Du Sport Military (CISM) World Military Parachuting Championship tahun 2013 yang diselenggarakan di Tiongkok. Mereka meraih medali perunggu. Kemudian tahun 2014 saat diselenggarakan di Stadion Manahan Solo, Kopassus berhasil meraih medali emas, dan pada tahun 2015 ketika diselenggarakan di Korea Selatan juga berhasil meraih medali perak.

Selain itu, prajurit Kopassus bersama satuan lain yang tergabung dalam Tim Persatuan Terjun Payung Angkatan Darat (PTPAD), dengan komandan kontingen Mayor Inf Frengki Susanto juga berhasil menjadi Juara Umum pada kejuaraan terjun payung “The Trengganu Challenge Parachutting Championship and Malaysian Armed Forces Championship Closed” pada tahun 2015 di Malaysia. Dalam pemecahan Museum Rekor Indonesia (MURI), Sertu Teddi M. Romdhon juga berhasil terjun dengan membawa bendera Merah Putih berukuran besar (22,25 meter x 33,25 meter) di atas langit Lapangan Suparlan Pusdiklatpassus Kopassus Batujajar pada tahun 2016.

Pada tahun 2017 ini, kembali para penerjun payung Kopassus melakukan variasi penerjunan dengan membawa satwa (anjing) penyerang pada pelaksanaan demonstrasi yang akan digelar dalam HUT ke 72 TNI nanti. Sertu Teddi M. Romdhon yang ikut ambil bagian sebagai salah satu peterjun di antara enam penerjun lain yang membawa satwa (anjing) penyerang mengatakan bahwa terjun bebas militer (free fall) kali ini memiliki keunikan tersendiri. Ini dikarenakan setiap penerjun harus mampu menjinakkan satwa agar satwa yang ikut terjun bisa beradaptasi ketika melaksanakan penerjunan dari udara.

“Sebelumnya kami harus menyatu dengan satwa yang akan kita bawa untuk terjun, sehingga dalam pelaksanaan latihan sehari-hari, kita ajak satwa itu untuk bermain-main dan bercengkerama serta dielus-elus agar jinak dan menurut. Ini adalah salah satu cara berkomunikasi dengan satwa sehingga pada saatnya nanti satwa yang akan kita ajak terjun sudah familiar dengan penerjun," tegas Romdhon.

 

Penerjun Cantik

Sementara itu, Sertu (K) Dessy Alvionita yang sudah malang melintang di dunia terjun payung, kali ini juga turut serta membawa salah satu bendera Mabes TNI/Angkatan sebagai Srikandi Udara penerjun wanita Kopassus dalam demonstrasi terjun payung memeriahkan HUT ke 72 TNI.

Wanita asal Kutai Barat, Kalimantan Timur ini sudah memiliki segudang prestasi dalam bidang terjun payung. Dessy juga merupakan salah satu penerjun perempuan yang sudah seringkali beraksi dalam momen-momen seperti ini.

“Saya merasa bangga bisa ikut melakukan penerjunan di setiap event, baik kegiatan formil maupun kejuaraan lainnya. Ini juga tidak terlepas dari perjuangan saya untuk selalu konsisten melakukan latihan dan terus mengukir prestasi," tegas Dessy.

Ia menambahkan, saat pertandingan World Military Parachuting Championship tahun 2013 di Tiongkok, Indonesia mendapat peringkat ke-5 dari 42 negara. Sementara rekor yang tercipta yaitu 375 penerjunan dan paling tinggi 10.000 kaki.

“Sebagai penerjun saya merasa enak dan seru aja, meskipun awalnya merasa takut. Tetapi kita harus bisa mengatasi rasa ketakutan itu," pungkas anak bungsu dari ketiga bersaudara itu.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya