Liputan6.com, Jakarta - Facebook meminta para penggunanya mengirimkan foto telanjang. Namun Anda tak perlu khawatir, itu bukanlah untuk alasan yang aneh.
Baca Juga
Advertisement
Situs media sosial populer ini tengah menggunakan strategi baru untuk memerangi balas dendam dan penyalahgunaan media sosial. Dengan meminta pengguna melaporkan gambar eksplisit tersebut sebelum seorang pelaku memiliki kesempatan untuk mendistribusikan gambar itu tanpa izin.
Untuk menggunakan program tes ini, individu diminta untuk mengisi formulir online dari kantor e-Safety Australia dengan menceritakan secara rinci keadaan mereka. Pengguna kemudian harus mengunggah foto bugil mereka di Facebook Messenger yang ditujukan ke kantor e-Safety Australia, sambil menandai foto itu dengan "gambar intim non-konsensual."
Kemudian, secara digital, gambar pengguna akan diberi sidik jari digital yang unik. Ini akan digunakan untuk mengidentifikasi dan memblokir gambar yang sama bila diunggah di Facebook.
Â
Diuji di Australia
Program percontohan itu akan diuji di Australia, bekerja sama dengan badan pemerintahan kecil yang dipimpin oleh komisaris e-safety, Julie Inman Grant. Menurut Julie seperti dikutip dari Australian Broadcasting Corporation, korban penyalahgunaan berbasis gambar akan dapat mengambil alih kekuasaan kembali ke tangan mereka dengan menggunakan teknologi baru ini.
"Kami melihat banyak skenario di mana foto atau video diambil secara konsensen pada satu titik, tapi tak ada izin untuk mengirim gambar atau video secara lebih luas," ujar dia.
Karena meningkatnya metode balas dendam dengan mengunggah foto telanjang korban, ini dapat menjadi norma bagi pengguna untuk khawatir atas apa yang mereka bagikan secara online di internet.
Sebuah studi pada tahun 2016 yang diterbitkan oleh Data & Society Research Institute menyebutkan, 47 persen orang Amerika mengalami pelecehan online. Di mana satu dari 25 orang diancam dengan gambar eksplisit korban.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Advertisement