Gara-Gara Nol Sampah, Gerakan Pramuka Jadi Tambah Keren

Gerakan Pramuka di Manokwari membuat bank sampah demi menuju Manokwari nol sampah.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 13 Nov 2017, 16:31 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2017, 16:31 WIB
Pramuka Manokwari (Instagram/@yohanes.lebang)
Pramuka Manokwari (Instagram/@yohanes.lebang)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu cara yang bisa dilakukan dalam menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Namun, bagi Pembina Gerakan Pramuka Universitas Papua, Yohanes Ada Lebang, membuang sampah pada tempatnya saja belum cukup. Harus ada aksi nyata yang lebih progresif dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Untuk itu, dia bersama anggota Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Manokwari, Papua Barat, melakukan gerakan peduli sampah. Tujuannya demi menuju Manokwari yang terbebas dari sampah.

“Saya melakukan ide ini dan didukung oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Johanes Abraham Dimara dan Racana Christhina Martha Tiahahu, Pangkalan Universitas Papua (Unipa) Manokwari,” ujar Yohanes dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Minggu 12 November 2017.

Aktivitas bertajuk "Gerakan Kami Peduli Sampah Menuju Manokwari Nol Sampah" itu sudah berjalan 2 tahun. Bahkan, gerakan ini sudah menghadirkan home industry pengelola plastik menjadi bijih-bijih plastik, sehingga bank sampah juga baru dihadirkan.

Sasaran gerakan ini adalah sekolah dan masyarakat. Melalui gerakan ini, dia berharap dapat memahamkan secara baik Dasa Darma kedua kepada peserta didiknya dalam kegiatan sehari-harinya. Juga memberikan edukasi kepada warga Manokwari dalam mendukung Manokwari menuju nol sampah.

Hingga sekarang, gerakan yang digalang Yohanes sudah mencakup beberapa hal. Seperti pembuatan bank sampah di kampus, pencanangan Pulau Mansinam dan Pulau Nuswapi sebagai kampung bebas limbah plastik, dan pembuatan bank sampah di gugus depan binaan dan masyarakat.

Selain itu, pengangkutan limbah plastik dari warga setiap hari Sabtu, sosialisasi di media massa dan elektronik, pemasangan spanduk dan baliho juga dilakukan. Ada pula kerjasama dengan home industry dan pengelolaan sampah menjadi bijih-bijih plastik yang dikirim ke Surabaya serta safari kemanusiaan.

"Tanggal 18 November sebagai HUT Pencanangan Bebas Limbah Plastik di Kampus Universitas Papua dan safari kemanusian tetap berlanjut, serta membantu Gugus Depan dan kelompok masyarakat menghadirkan dan mengelola bank sampah, serta mencari mitra dalam mendukung sarana dan prasarana bank sampah UKM Universitas Papua yang masih sangat terbatas sebagai bank sampah yang pertama di Manokwari,” papar anggota Gerakan Pramuka itu. 

 

Pramuka Manokwari Jadi Contoh

Aksi Gerakan Pramuka ini pun mendapat respon positif dari pemerintah setempat. Salah satunya dukungan dengan diwujudkannya pencanangan Pulau Mansinam bebas limbah plastik oleh Bupati Manokwari.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault mengapresiasi gerakan yang membuat Manokwari sebagai kota bebas sampah tersebut. Dia juga meminta agar anggota Gerakan Pramuka mencintai lingkungannya, sebagaimana dalam Dasa Darma Pramuka kedua, yakni cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

“Pramuka dibentuk karakternya di alam terbuka. Untuk itu, kita harus menjaganya. Kalau bukan kita lalu siapa lagi, salut untuk Pramuka Manokwari,” ujarnya.

Adhyaksa berharap, gerakan bebas sampah tersebut didokumentasikan dan disebarkan di seluruh jejaring media sosial. Tujuannya, agar menginspirasi Pramuka di seluruh Indonesia.

“Saya berharap kakak-kakak di Manokwari mendomumentasikan sejarah pengabdian ini, baik dalam bentuk foto, video, maupun tulisan, agar menjadi inspirasi dari Papua Barat untuk Indonesia,” ucap Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka itu.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya