Liputan6.com, Jakarta - Melahirkan memang menjadi hal yang paling menakjubkan dilalui oleh para ibu. Meski melalui perjuangan yang berat, namun usaha mereka sepadan dan menjadi momen yang paling mengharukan ketika berhasil melahirkan sang buah hati.
Baca Juga
Advertisement
Untuk melakukan persiapan persalinan yang sukses, ada banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satunya yakni menentukan posisi melahirkan. Biasanya banyak wanita berbaring ketika melakukan persalinan. Padahal posisi tersebut tak selalu menguntungkan bagi mereka.
Melahirkan dalam keadaan jongkok, berlutut ataupun dengan keadaaan tangan di lutut sebenarnya punya manfaat yang positif. Bedasarkan hasil Sinar-X menunjukkan bahwa posisi tersebut dianggap dapat membuka saluran pelvis menjadi lebih lebar ketika berjongkok atau tangan berada di lutut.
Cara tersebut dianggap dapat mempermudah dan membantu mempersingkat proses melahirkan. Lantas mengapa saat ini banyak ibu melahirkan dalam posisi terlentang?
Sejarah melahirkan berbaring atau terlentang
Ada sejarah panjang yang terkait dengan latar belakang melahirkan dalam keadaan berbaring. Salah satu di antaranya yang cukup terkenal yakni berakar pada voyeuristik sang Raja Perancis di abad ke-17.
Voyeuristik sendiri diartikan sebagai cara untuk mendapatkan bentuk kepuasan seksual dengan melihat seseorang telanjang ataupun tengah bercinta. Meski kedengarannya tak masuk diakal, Raja Louise XIV disangka kuat menerapkan kebijakan melahirkan dengan posisi berbaring.
Peran raja di zaman dahulu sangat memperhatikan kelahiran anak mereka. Hal ini dilakukan karena mereka membutuhkan pewaris takhta yang terjamin. Raja Louis XIV memiliki 22 anak dalam seumur hidupnya, di samping memiliki banyak anak. Ia juga suka melihat istrinya dan para selir ketika melakukan persalinan.
Ketika sang istri merasakan sakit yang luar biasa dalam proses melahirkan. Raja Perancis itu malah menikmati pemandangan tersebut.
"Louis senang menyaksikan wanita melahirkan, ia akan menjadi frustrasi ketika pemandangan melahirkan tersebut terhalangi oleh bangku persalinan," tulis Professor Lauren Dundes dalam American Journal of Public Health, melansir IFLScience, Minggu (4/3/2018).
Advertisement
Bangku persalinan sudah digunakan sejak abad ke-14
Gara-gara mengurus hawa nafsunya, sang istri harus melahirkan terus menerus dalam keadaan terletang. Selain itu, ia juga mempromosikan tindakan tersebut kepada para bidan yang menghadiri persalinan. Menurutnya, berbaring merupakan cara baru untuk melahirkan.
Alasan sesat tersebut ternyata tersebar ke pada masyarakat. Sejak saat itu banyak pihak menyarankan untuk melahirkan dengan keadaan posisi terlentang. Sejak saat itu sudah 200 tahun lamanya posisi tersebut diperkenankan dilakukan di budaya Barat.
Padahal jauh sebelum keputusan Louis, di abad ke-14 para wanita sudah terbiasa melahirkan dalam posisi jongkok atau menggunakan kursi persalinan agar memudahkan mereka.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: