Langka dan Bernilai Tinggi, Lukisan Kanvas Jaring Laba-laba Jadi Buruan Kolektor

Karena jumlahnya yang tak sebanyak lukisan berkanvas biasa, lukisan kanvas jaring laba-laba menjadi karya seni yang amat langka.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mar 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2018, 14:00 WIB
Langka dan Bernilai Tinggi, Lukisan Kanvas Jaring Laba-laba Jadi Buruan Kolektor
(Cobweb painting. © Charles Deering Mccormick Library of Special Collections, Northwestern University Library)

Liputan6.com, Jakarta - Tak banyak diketahui, namun pada abad ke-16 sampai ke-20, sempat beredar lukisan indah yang disebut cobweb painting. Karena jumlahnya yang tak sebanyak lukisan berkanvas biasa, cobweb painting menjadi karya seni yang amat langka.

Lalu, apa istimewanya lukisan tersebut? Melansir dari Amusing Planet, sesuai namanya, cobweb painting merupakan lukisan yang dibuat di atas kanvas berbahan jaring laba-laba. Karena bahan yang begitu tipis dan rapuh, tak heran butuh tingkat kesabaran yang luar biasa untuk menciptakan lukisan ini.

Lukisan yang disebut juga gossamer painting ini biasanya menggunakan kain dari kepompong ulat. Kepompong tersebut kemudian benangnya dipintal dan dijadikan kanvas indah yang sangat halus.

Agar serat jaringan menjadi kuat saat dilukis, susu encer dipercikkan di atasnya. Namun, tidak berarti susu tersebut membuat kain dari jaring laba-laba benar-benar kuat. Sentuhan jari yang ceroboh bisa membuatnya koyak dalam sekejap.

Membubuhkan cat di atas kanvas ini juga butuh kehati-hatian yang tinggi. Biasanya, warna yang digunakan adalah warna-warna buram untuk memberikan kesan lukisan berkabut dan suram.

 

Selanjutnya

Langka dan Bernilai Tinggi, Lukisan Kanvas Jaring Laba-laba Jadi Buruan Kolektor
(Cobweb painting. © Charles Deering Mccormick Library of Special Collections, Northwestern University Library)

Seni yang sangat dihargai ini dipelopori oleh para biarawan di Alpen Tirol pada abad ke-16. Tak heran, karya-karya di awal kemunculan cobweb painting biasanya menggambarkan sosok para santo.

"Semakin rapuh, semakin tinggi harganya," tutur Ina Cassier dalam artikel yang diterbitkan dalam jurnal Natural Histroy edisi 1956.

Barulah pada abad ke-17, teman lukisan mulai beragam. Cobweb painting juga mulai diproduksi dalam jumlah besar bahkan diekspor hingga ke Inggris, Amerika Utara, dan Jerman. Karena sifatnya yang begitu rapuh, banyak lukisan yang kini telah hilang atau rusak. Diperkirakan tak lebih dari 100 buah jenis lukisan ini yang masih tersisa.

Reporter: Tantri Setyorini

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya