Liputan6.com, Jakarta Meski kelihatnya sulit untuk dipercaya, tapi Robert Bobroczkyi memang benar memiliki tinggi di luar kemampuan manusia normal lainnya. Di usia delapan tahun, pemuda asal Romania itu memiliki tinggi hingga 182 sentimeter, jauh lebih jangkung melampaui tinggi ayahnya sendiri.
Baca Juga
Advertisement
Postur tubuh yang tinggi membuat Bobroczkyi memperoleh sejumlah keuntungan dalam hidupnya. Pemuda 17 tahun itu mendapat kesempatan emas untuk bergabung dengan Spire Academy, akademi bergensi di Amerika Serikat yang memfokuskan diri sebagai sekolah atlet.
Melalui kesempatan itu Bobroczkyi, ditempatkan sebagai seorang atlet basket. Ada kesempatan besar bagi Bobroczkyi untuk mengembangkan karir menjadi pemain basket profesional di Amerika yang merupakan impiannya.
Meski namanya belakangan ini mencuat ke publik, Bobroczkyi sendiri sudah lama dikenal dalam dunia perbasketan. Lahir dan dibesarkan dari keluarga basket, sang ayah, Zsiga merupakan pemain basket nasional yang menyandang gelar profesional. Sedangkan ibu Bobroczkyi, juga memiliki tinggi mencapai enam kaki atau lebih dari 180 cm.
Bukan jadi hal aneh jika putra mereka mempunyai tinggi di luar dugaan banyak orang pada usia muda. Latar belakang Bobroczkyi, turut mempertemukannya dengan Gheorghe Muresan, anggota Washington Bullets yang terkenal sebagai pemain tertinggi dalam sejarah NBA.
"Kadang-kadang orang membuat Anda merasa tidak nyaman, dan kadang-kadang mereka membuat Anda merasa nyaman," saran yang pernah disampaikan Muresan kepada Bobroczkyi, dalam laporan Wahsington Post.
Mendapat Perhatian Khusus
Sebelum bergabung dengan Spire Academy, Bobroczkyi pernah bermain dengan klub bola basket lain hingga mengikuti kejuaraan amatir di Italia. Dari sana namanya semakin dikenal sebagai salah satu pemain muda yang paling tinggi di daratan Eropa.
Sebagai siswa SMA, Bobroczkyi juga mengutarakan keluh kesahnya secara terbuka. Penampilannya yang tak biasa, tentu akan membuatnya selalu mendapat perhatian.
Namun, tak semuanya akan selalu sopan, ada orang yang mengejeknya dan punya reaksi yang berbeda-beda. Baginya tinggi badan ini, bisa menjadi kutukan atau sebuah berkah.
Tapi ia akan selalu ingat saran Muresan, "Setiap hari berbeda. Terkadang Anda memiliki kesabaran, dan terkadang Anda tidak memiliki kesabaran."
Beruntungnya, Bobroczkyi punya rekan tim dan pelatih yang baik. Spire Academy benar-benar memperhatikan kesulitan dan perkembangan mentalnya sebagai seorang remaja. Pihak akademi rela mengeluarkan sampai $55.000 dollar atau Rp 764 juta selama setahun, untuk keperluan Bobroczkyi.
Mereka menyiapkan perlengkapan khusus baginya, mulai dari meja makan yang disesuaikan dengan tinggi badannya serta hal lain seperti asupan makan dan medis.
Advertisement
Gejala Gigantisme
Walaupun tinggi badannya membuat sejumlah keuntungan, Bobroczkyi sebenarnya mengalami pelatihan yang berbeda dengan atlet basket lainnya. Para pelatih dan tim medis Spire memperkirakan pinggulnya mengalami kerapuhan sehingga pemuda itu mendapatkan perhatian khusus.
Sebelum bergabung sang ayah juga pernah melakukan pemeriksaan medis terhadap kondisi tubuh Bobroczkyi. menurut pihak dokter, pertumbuhan tubuh yang tak biasa ini merupakan gejala gigantisme. Malahan pihak dokter juga masih ragu kapan pertumbuhan tinggi pada tubuh Bobroczkyi akan berhenti.
Selain mengalami skiliosis, dokter juga mengkhawatirkan tentang jantung dan berat badannya. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Spire, berat badan Bobroczkyi hanya 81 kilogram. Jumlah tersebut tidak sepadan dengan indeks berat tubuhnya.
Oleh karena itu, Akademi Spire mengatur diet bagi Bobroczkyi dengan asupan 5000 kalori untuk setiap hari. Pemuda itu harus menambah berat badannya sekitar 27 kilogram. Meski demikian, petambahan berat badan dengan cepat dikhawatirkan bagi staf medis dan pelatihan Spire karena dapat mempengaruhi jantungnya. Walaupun dihadapkan sejumlah masalah, Bobroczkyi tetap berusaha mencapai keinginanya untuk menjadi pemain profesional.
“Jika saya berhasil negara saya akan bangga,” katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: