5 Ritual Mengerikan Peminta Tumbal Manusia, Ada di Indonesia Juga

Sejumlah ritual mengerikan ini menggunakan nyawa manusia sebagai bentuk persembahan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Apr 2018, 12:13 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2018, 12:13 WIB
Ilustrasi ritual pengorbanan manusia (Foto: Jacques Arago/josephwatts.org).
Ilustrasi ritual pengorbanan manusia (Foto: Jacques Arago/josephwatts.org).

Liputan6.com, Jakarta - Ritual memang menjadi sebuah kegiatan turun-temurun yang dilakukan suatu kelompok untuk mencapai tujuan dan kepentingan tertentu. Biasanya ritual erat kaitannya dengan kegiatan spritual yang memerlukan persembahan tertentu.

Tak jarang, dalam kegiatan ritual persembahan bisa meliputi hewan hingga manusia. Ya, manusia bisa menjadi tumbal pada ritual tertentu bagi sejumlah suku.

Korban nyawa manusia bagi sejumlah suku ini pernah dianggap penting sebagai bentuk tradisi yang syarat akan unsur mistis. Parahnya, tubuh manusia sampai dipotong-potong dalam persembahan tersebut.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ritual tumbal manusia yang pernah dilakukan kelompok tertentu, ada di Indonesia juga lo.

1. Tumbal anak untuk datangkan hujan

Ilustrasi ritual pengorbanan manusia (Foto: Stapleton Collection/Corbis).
Ilustrasi ritual pengorbanan manusia (Foto: Stapleton Collection/Corbis).

Di jantung ibu kota Aztec, Tenochtitlan, ada kuil kembar dan di salah satu puncak yang diabadikan kepada Tlaloc, dilangsungkan ritual Aztec paling mengerikan dan menyedihkan. Tlaloc adalah dewa hujan dan petir yang haus anak-anak.

Dalam masa akhir musim dingin di bulan Atlcahualo, bangsa Aztecs membawa anak-anak mereka ke kuil Tlaloc dan memaksa mereka memanjat tangga.

Anak-anak itu bukan sukarelawan dan mereka menangis tersedu-sedu sambil mendaki. Jika anak-anak itu menangis, bangsa Aztec percaya bahwa Tlaloc akan memberkahi mereka dengan hujan. Jadi, kalau tidak menangis, orangtua akan memaksa anak-anak itu menangis.

Setelah semua itu, anak-anak dibawa ke dalam gua di luar kota. Mereka dibaringkan menurut bentuk lingkaran di bawah suatu langit-langit terbuka. Di sana, di bawah udara terbuka, air hujan yang turun karena tumbal anak-anak membasahi jasad-jasad mereka.

2. Pengorbanan para albino

Dokter di Afrika Timur Bunuh dan Mutilasi Para Albino
Para dokter di Afrika Timur membayar orang lain untuk membunuh para albino di sana. Mereka lantas memutilasi mayat untuk dijadikan obat. | via: dailymail.co.uk

Sebanyak 200 ribu orang Tanzania atau disebut dengan Muzungu atau dalam bahasa sehari-hari, yakni Swahili berarti orang putih atau Zeru Zeru berarti hantu.

Fenomena aneh albino bukan hanya terjadi di Tanzania, tapi juga sebagian besar Afrika. Mereka yang menderita kelainan kulit ini diburu dan dibunuh atas suruhan dukun. Alasannya bermacam-macam. Ada yang percaya membunuh mereka bakal menangkal kesialan, bisa digunakan bagi pengobatan, maupun diyakini bisa menghilang.

Mengambil salah satu bagian tubuh mereka saat si albino masih hidup juga diyakini memberikan kesaktian. Kadang tubuh para albino ini diperjualbelikan. Harganya mencapai USD 75.000 atau setara Rp 996 juta di pasar gelap.

3. Tumbal bocah India untuk dapat anak laki-laki

Tumbal bocah India untuk dapat anak laki-laki
Tumbal bocah India untuk dapat anak laki-laki

Pada 2003, pasangan asal Provinsi Uttar Pradesh, India, bernama Madan dan Murti Simaru hampir putus asa lantaran tidak memiliki anak lelaki. Mereka lalu meminta petunjuk orang sakti. Guru itu malah mengarahkan mereka menculik anak lelaki dan menenggelamkannya di sungai. Madan dan Murti akhirnya menculik tetangganya, Monu Kumar usia enam tahun. Mereka memutilasi Kumar dan menyelesaikan upacara dengan mandi darah Kumar.

Kasus tumbal manusia di India pada 2011 tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Bocah tujuh tahun bernama Lalila Tati dibunuh oleh suami istri bernama Ignesh Kujur dan Padam Sukku berprofesi sebagai petani. Mereka membunuh Tati dan mengambil hatinya sebagai tumbal agar ladangnya subur dan menuai hasil banyak. Mereka yakin jika korban manusia berumur di bawah 12 tahun tanaman akan berkembang.

4. Tumbalkan pekerja demi memerahkan batu bata

Batu Bata (iStock)
Batu Bata (iStock)

Pada 2010, seorang produsen batu bata di Bangladesh merasa galau lantaran batu bata buatannya tidak berwarna kemerahan. Berapa kali pun dicoba hasilnya tetap tidak memuaskan. Dia memutuskan mencari dukun pintar demi mendapat jawaban kenapa produksi batu batanya tidak bagus.

Dukun itu menyarankan si produsen batu bata untuk mengorbankan nyawa seseorang. Akhirnya dia menyuruh empat pekerjanya membunuh teman mereka. Korban berusia 26 tahun dipenggal dan darahnya dicipratkan ke batu bata demi membuatnya merah. Kepala korban dipanggang dalam oven.

Aksi itu diketahui polisi dan langsung meringkus empat tersangka sekaligus pemilik perusahaan batu bata, dan dukun pintar. Mereka dijatuhi hukuman sebab merencanakan pembunuhan.

5. Tumbalkan keluarga demi usaha sukses

Ilustrasi hukuman mati atau hukuman gantung (iStockphoto)
Ilustrasi hukuman mati atau hukuman gantung (iStockphoto)

Seorang pria berumur 30 tahun dalam waktu singkat punya uang ratusan juta hingga bisa membeli bus berjumlah belasan. Dia membangun bisnis bus dan angkutan miliknya dari nol. Yang jadi sorotan bersamaan dengan kekayaan yang semakin berlimpah, satu per satu keluarganya tewas. Mulai keluarga jauh hingga yang terdekat.

Saat anak kesayangannya tewas, dia menenggak minuman keras semalam suntuk untuk melawan kesedihan. Lalu, bus miliknya hampir setiap bulan menabrak orang hingga tewas. Banyak tudingan pada si pengusaha, salah satunya bersekutu dengan setan, menjual nyawa untuk ditukar kekayaan alias tumbal.

Warga hanya menduga-duga. Tak ada yang punya nyali menanyakan langsung pada si pengusaha. Misteri soal tumbal ini terkubur bersama akhir hayat sang pengusaha. Tak jelas apakah benar dia kaya karena tumbal. Tapi masyarakat selalu berbisik-bisik soal kekayaannya bahkan hingga kini.

Reporter:

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya