Haru, Anak Berbakti Wujudkan Mimpi Ibunya Memakai Gaun Pengantin

Seorang wanita di Tiongkok memberikan kado terindah pada ibunya.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 30 Okt 2018, 13:08 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 13:08 WIB
Haru, Anak Berbakti Wujudkan Mimpi Ibunya Memakai Gaun Pengantin
Doc: scmp.com

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di Tiongkok memberikan kado terindah pada ibunya dengan melakukan foto pernikahan. Tak hanya itu, ia kemudian berfoto bersama ibunya yang telah berusia 63 tahun itu. Ada alasan tersendiri mengapa ia melakukannya.

Ternyata, wanita berusia 28 tahun dengan nama samaran Ma Er itu sengaja mengenakan pakaian pria untuk mewujudkan foto pernikahan yang tak pernah dimiliki ibunya. Sang ayah meninggal tahun 1997 saat Ma Er baru berusia 7 tahun dan saudara laki-lakinya berusia 17 tahun.

Menurut wanita muda itu, beberapa tahun pertama setelah sang ayah meninggal, ibunya sering menangis di malam hari. Ibunya, Chen Zhaolian, membesarkan kedua anaknya dengan bekerja sebagai pembersih jalan dan pengumpul sampah. Ibunya yang buta huruf bekerja keras dalam membesarkan keduanya.

"Kini aku telah dewasa, waktunya aku mengambil tugas tersebut," ungkap Ma Er seperti dikutip dari scmp.com.

Haru, Anak Berbakti Wujudkan Mimpi Ibunya Memakai Gaun Pengantin
Doc: scmp.com

Sang ibu semasa muda tak pernah mengenakan gaun pengantin yang indah. Karena itu, Ma Er memutuskan untuk mewujudkan mimpi ibunya. Ia kemudian membawa ibunya ke sebuah studio foto.

Sang ibu terlihat sangat gugup karena ini pertama kali dirinya memakai makeup. Sang ibu mengenakan gaun pengantin putih sementara Ma Er mengenakan setelah cokelat muda. Ibunya tak kuasa menahan tangis ketika putrinya memberinya sebuah buket bunga.

Pemotretan berlangsung sekitar 3 ham. Ibu dan anak perempuan itu memilih 40 gambar untuk dimasukkan dalam album. Chen sangat senang melihat foto-fotonya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Haru, Anak Berbakti Wujudkan Mimpi Ibunya Memakai Gaun Pengantin
Doc: scmp.com

Bekerja menjadi pengumpul sampah membuat Chen sering dipermalukan saat mencari nafkah. Waktu Ma Er kecil, ia tak menyadari betapa sulitnya apa yang dialami oleh ibunya. Tapi semakin dewasa, ia mulai sadar dan mengerti.

Ma Er kemudian belajar dengan sungguh-sungguh hingga diterima di universitas yang diimpikan. Setelah lulus, ia bekerja di Wuxi, provinsi Jiangsu. Setelah dirasa cukup, Ma Er kembali ke Shiyan dan membuka studio tari agar memiliki waktu lebih banyak bersama sang ibu.

Bagi Ma Er, sang ibu adalah ibu terhebat di dunia meski tak mengenyam pendidikan sama sekali. Dulu, tak peduli betapa miskinnya mereka, ibunya tetap membelikan pakaian baru untuk mereka. Kini sang ibu hanya bekerja sebagai juru masak paruh waktu di kantin pabrik sambil menikmati masa tuanya.

Reporter: Nur Luthfiana Hardian

Sumber: Brilio.net

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya