Liputan6.com, Jakarta Upaya masyarakat dan pemerintah untuk membantu menjaga lingkungan dari sampah plastik masih jauh dari harapan. Sampah plastik masih menjadi masalah serius di darat maupun di laut.Â
Baca Juga
Seperti yang baru-baru ini terjadi di Malaysia. Departemen Perikanan Sabah mendapati bangkai hiu paus terdampar dalam kondisi mengenaskan. Dikutip dari Worldofbuzz, Hiu paus itu mati kelaparan di pantai Tanjung Aru Menumbuk, Sabah, Malaysia. Tragisnya lagi, hiu paus ini ditemukan mati dengan perut yang berisikan kantong plastik besar.
Advertisement
Kasus ini menambah daftar panjang hewan laut mati akibat sampah plastik. Sebuah laporan dari Greenpeace Malaysia yang mengutip dari The Star, menyebutkan bahwa Malaysia mengimpor 750.000 ton plastik dari Januari hingga Juli 2018, dan hanya berhasil mendaur ulang 9 persennya saja.Â
Sampah plastik yang ditemukan di perut hiu paus
UNESCO menyebutkan bahwa setiap tahunnya, plastik menjadi penyebab utama dari kematian hewan dalam laut dan burung laut.  Dan negara Malaysia menjadi salah satu Negara penyumbang pencemaran plastik di dunia.
Advertisement
Gerakan Malaysia bebas sampah plastik 2030
Yeo Been Yin selaku Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim menerapkan kebijakan agar Malaysia dapat menjadi Negara yang tidak menggunakan plastik pada tahun 2030.
Namun, tanpa menunggu lama, mulai sekarang tiap orang bisa berpartisipasi dengan cara membawa tas sendiri yang bisa digunakan berulang atau tahan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan mengurangi penggunaan plastik pada kehidupan sehari-hari kamu.