Liputan6.com, Jakarta - Hotel kapsul kini telah menjadi pilihan yang ramah budget bagi para traveller. Memiliki kesan yang simpel dan unik, menjadi daya tarik hotel kapsul untuk wisatawan yang tidak ingin terlalu mengeluarkan kocek banyak dalam hal akomodasi penginapan.
Baca Juga
Advertisement
Tidak heran, kota-kota besar khususnya kota yang memiliki daya tarik wisata tinggi pun mulai bermunculan hotel-hotel bertema kapsul. Di balik ide penginapan yang unik, kira-kira seperti apa ya, sejarahnya?
Dilansir dari Archdaily, Kamis (11/4/2019), ternyata awal mula diciptakannya hotel kapsul tidak diperuntukkan untuk para wisatawan. Hotel kapsul pertama diciptakan oleh Kisho Kurokawa, seorang arsitek legendaris di Jepang. Ia mendirikan hotel kapsul pertama di dunia yang bernama Nagakin Capsule Tower di Tokyo pada 1972. Bangunan ini didirikan setinggi 14 lantai dan 140 kamar kapsul.
Awal dari inspirasi Kisho dalam membuat hotel kapsul adalah melihat dari budaya kerja di Jepang. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa budaya masyarakat Jepang diharuskan berdedikasi tinggi dalam masalah tuntutan pekerjaan, sehingga para pekerja sering kerja hingga larut malam atau lembur. Sehingga ketika para pekerja ini ingin pulang, hari sudah larut malam. Pada saat itu juga pilihan transportasi tidak terlalu banyak dan cenderung mahal.
Maka dari itu, hotel kapsul ini pun menjadi pilihan para pekerja untuk sekedar beristirahat dan membersihkan diri sehingga dapat mengumpulkan tenaga untuk bekerja di esok harinya.
Pada perkembangannya, hotel Nagakin Capsule Tower ini memiliki banyak peminat. Bukan hanya pekerja saja, namun para wisatawan lokal maupun mancanegara pun ikut melirik hotel berkonsep unik satu ini.
Berkembang dengan gaya arsitektur yang unik
Sejak itu, mulailah hotel kapsul muncul di berbagai negara dengan desain-desain dan gaya arsitektur yang menarik dan unik. Seperti hotel kapsul dengan desain warna monokrom di Kyoto, hotel kapsul dengan desain jalanan di Rio De Janeiro.
Sedangkan di Indonesia, hotel kapsul pertama kali hadir di tahun 2017 dan telah menjadi pilihan para turis lokal maupun mancanegara untuk beristirahat setelah lelah berpergian.
Reporter:
Fira Shabrina Malia
Universitas Indonesia
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement