Liputan6.com, Jakarta - Bagi mayoritas pasangan yang telah menikah, tidur dalam satu kasur yang sama sudah menjadi kebiasaan. Tidur seranjang dengan pasangan dapat mengurangi stres dan membuat seseorang menjadi lebih bahagia.
Baca Juga
Advertisement
Namun, tidak semua pasangan merasakan hal tersebut. Ada pasangan lain yang justru merasa tidak bahagia saat tidur bersama. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, salah satunya karena kebiasaan buruk yang sulit diterima, seperti mendengkur dan banyak bergerak saat tidur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mengurangi Stres
Seperti dilansir dari Independent, Rabu (14/8/2019), studi tahun 2016 dari Paracelsus Medical University di Nuremberg, Jerman, menunjukkan bahwa masalah hubungan sering terjadi bersamaan dengan masalah tidur.
Pada studi tahun 2013 dari University of California, Berkeley, menemukan fakta bahwa seseorang yang tidak bisa tidur karena pasangannya dapat menimbulkan konflik dalam hubungan di hari berikutnya.
Mary Jo Rapini, Psikoterapis Hubungan dan Keintiman di Houston mengatakan, “Meskipun ada manfaat tidur bersama, kebiasaan tidur salah satu pasangan atau kebiasaan tidur yang mengganggu dapat memengaruhi pasangan lainnya dan meningkatkan produksi hormon stres kortisol, sehingga menyebabkan masalah yang berdampak pada pasangan secara keseluruhan.”
Advertisement
Fondasi bagi Hubungan
"Ketika kedua belah pihak mendapatkan tidur malam yang memulihkan, hal itu memungkinkan mereka untuk merasa lebih sehat secara emosional, mental dan fisik tanpa satu orang pun merasa kesal kepada pasangan mereka karena membuat mereka tetap terjaga, atau pihak lain merasa bersalah karena mengganggu pasangannya," kata Jennifer Adams, penulis buku Sleeping Apart Not Falling Apart.
"Itu fondasi yang baik untuk membangun dan mengatasi hubungan," lanjutnya.
Psikoterapis dari New York City, Ken Page, menyatakan bahwa beberapa pasangan merasa hubungannya lebih kuat ketika tidur terpisah.
“Saya pernah mengatasi pasangan yang mengatakan bahwa tidak khawatir ketika tidur mereka terganggu sangat melegakan sehingga dapat menghargai hal-hal baik dalam hubungan mereka dan mengangkat segala kekesalan yang mungkin mereka rasakan di masa lalu,” jelas Ken.
Selanjutnya
Tidur secara terpisah dengan pasangan membutuhkan alasan pribadi yang berbeda-beda.
Jill Goebel (52), seorang pengelola rumah professional di Brisbane, Australia, mengatakan bahwa tidur terpisah dengan pasangan merupakan solusi praktis untuk masalah sulit tidur. Ia dan suaminya, Brett Goebel, setuju untuk tidur secara terpisah beberapa kali seminggu.
“Akhirnya saya tidur di kamar cadangan beberapa kali seminggu, tetapi kamu masih berbagi kamar tidur,” ucap Jill.
Advertisement
Komunikasi
Keinginan tidur terpisah dengan pasangan akan lebih nyaman untuk diungkapkan ketika hubungan yang dijalin aman. Pola komunikasi yang baik adalah kunci untuk membuat gagasan tidur terpisah ini berhasil.
Penulis:
Timothy Juliano
Universitas Multimedia Nusantara