Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada para pekerja yang berkecimpung di dunia seni pertunjukan. Seperti musik, sulap, teater, dan sirkus. Sejak diberlakukan pembatasan interaksi atau yang dikenal dengan sebutan social distancing, terdapat berbagai acara-acara yang gagal diselenggarakan ataupun ditunda.
Advertisement
Pembatalan perhelatan tersebut berdampak pada kerugian yang harus ditanggung oleh pihak penyelenggara. Di lain sisi, dunia sirkus terutama sirkus hewan kesulitan bagaimana cara mereka bertahan sekaligus memberi makan pada binatangnya. Di situasi yang serba terpuruk dengan ketersediaan dana yang terbatas membuat pengurus sirkus memikirkan cara mengelola uang yang dimiliki secara optimal.
Seperti yang dialami, The Krone Circus di Munich menjalankan bisnis kotoran singa. Sebelumnya, ide absurd ini tak pernah terpikirkan selaris ini di mata konsumen Jerman. Meski terdengar aneh, nyatanya laba yang didapat sangat menguntungkan. Melansir dari Oddity Central,(15/8/2020), pejinak singa Martin Lacey, menceritakan awal mula kebangkitan The Krone Circus lewat bisnis berbau yang dijuluki "Mr Poo".
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kemunculan Ide Nyeleneh
Berangkat dari turunnya pendapatan untuk biaya operasional sirkus. Mereka mencari jalan keluar di luar rutinitas pertunjukkan hewan-hewan sirkusnya. Tiba-tiba, suatu ketika muncul ide bisnis untuk berjualan toples kotoran singa. Awalnya ide ini sengaja untuk menghibur orang-orang di tengah pandemi COVID-19.
Dan benar saja, bisnis tersebut memperoleh pasar yang menguntungkan. Makin tinggi penjualan, pihaknya mulai membangun ikon tinja di depan halaman tempat sirkus tersebut. Per toplesnya tinja singa dijual dengan harga 5 euros atau setara dengan Rp 106 ribu. Kotoran-kotoran ini diperoleh dari 26 singa dan harimau yang dipelihara di The Krone Circus di Munich. Setiap harinya, toko dibuka dari jam 10.00 hingga 18.00.
Advertisement
Manfaat Kotoran Singa
Mulanya, bisnis ini hanya cocok bagi orang-orang yang berniat menjaili teman maupun keluarga terdekatnya. Belakangan ini terdengar bahwa bisnis tinja singa bermanfaat untuk mengusir hama yang mengusik lingkungan rumah.
Martin Lacey mengungkapkan kepada Reuters bahwa bisnis yang dijalaninya membuat kucing jauh dari kebun dan ia juga menambahkan bisa juga untuk menjauhkan hewan dari mobil, di mana mereka memakan semua kabel listrik.
Kemanjuran produk tersebut bisa dikatakan sebagai hubungan yang mutualisme antara pelaku bisnis dengan konsumen yang benar-benar mendapatkan manfaatnya. Aroma bau yang ditinggalkan terbukti ampuh membasmi hama-hama di sekitarannya.
Kesuksesan Tinja Singa Hanya Sementara
Semenjak popularitasnya lewat berita utama, kabar ini mulai terdengar oleh aktivis hak asasi hewan Jerman dan mereka menurunkan massa di parade.
Selain itu, menurut salah satu outlet berita Jerman mengklaim bahwa kotoran spesies kucing besar yang diuji di laboratorium menemukan bakteri yang sangat resisten dan berdampak pada satwa liar dan manusia. Lewat pernyataan ini dimaksudkan untuk menngajak pihak berwenang untuk mengambil tindakan.
Tak tinggal diam, pihak The Krone Circus juga menguji ke laboratoriumnya dan timbul kecurigaan pada klaim yang diutarakan sebelumnya. Martin Lacey mengaku bahwa sirkusnya telah jadi target aktivis hak asasi hewan sejak lama.
Â
Penulis
Ignatia IvaniÂ
Universitas Multimedia NusantaraÂ
Advertisement